Selain bermasalah dengan Turki, kaum Kurdi juga menghadapkan tekanan asimilasi dari Iran.
Britannica melaporkan Kurdi kerap menjadi sasaran persekusi Iran yang menganut ajaran Muslim syiah.
Sebagaimana diberitakan Minority Rights, kaum Kurdi mengisi sekitar sepuluh persen dari total populasi Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Tensi antara Kurdi dan Iran berlangsung sejak lama. Pemimpin Kurdi berupaya merdeka tetapi terus ditekan oleh pemerintah Iran.
Bahkan pada 1979, Ayatollah Khomeini mewanti-wanti pemimpin Kurdi bahwa upaya kemerdekaan bakal dibalas dengan respons yang keras.
Sebanyak 15 sampai 20 persen populasi Irak adalah kaum Kurdi. Kebanyakan kaum Kurdi di Iran menganut ajaran Islam sunni.
Seperti kaum Kurdi di dua negara lain, hak politik dan budaya kaum Kurdi terus diabaikan rezim Irak. Ini menimbulkan pemberontakan dari kaum Kurdi.
Untuk menyelesaikan konflik, mantan Presiden Irak Saddam Hussein menawarkan kesepakatan otonomi formal pada 1970. Awalnya, tujuan ini tampak baik, tetapi kemudian menuai kontra usai Hussein berniat "menjauhkan" makna otonomi.
Selain itu, Perang Irak-Iran memberikan kesempatan baru bagi Kurdi untuk meminta otonomi. Namun, kala serangan Iran ke Irak melemah, Irak mengerahkan senjata kimia dan melakukan genosida terhadap kaum Kurdi.
Pada Maret 1988, sebanyak 5.000 warga Kurdi tewas kala Irak menggunakan serangan kimia di Halabja. Pemerintah juga membunuh 180 ribu pria, wanita, dan anak-anak secara berurut, dan meratakan hampir 4.000 dari 5.000 desa di Kurdistan.
(bac)