Tentang Kelompok Hindu Sayap Kanan India RSS yang Diundang di R20 Bali

CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2022 16:59 WIB
Organisasi kelompok sayap kanan hindu di India, RSS, menjadi sorotan usai dilaporkan diundang dalam Forum Agama G20 atau Religion G20 pada November mendatang.
Organisasi kelompok sayap kanan Hindu India, Rashtriya Swayamsevak Sangh. (AFP/SANJAY KANOJIA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi kelompok sayap kanan hindu di India, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), menjadi sorotan usai dilaporkan diundang dalam Forum Agama G20 atau Religion G20 pada November mendatang.

Kabar undangan itu mencuat dari Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Najib Azca.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tokoh-tokoh utama agama Hindu India yang sekarang di tampuk kekuasaan yakni BJP [Bharatiya Janata Party], ormasnya RSS," kata Najib di Kantor Transmedia, akhir pekan lalu.

Ia kemudian berujar, "Tapi kita ingin libatkan komunitas Hindu yang representatif di India."

Najib tak menampik soal rekam jejak RSS dan BJP yang problematik di India. Namun, ia mengatakan sengaja mengundang tokoh agama dunia untuk berdialog secara jujur masih ada persoalan agama.

[Gambas:Video CNN]

"Mau enggak mau kita hubungan dengan mereka," kata dia.

Terlepas dari undangan R20, bagaimana sebetulnya RSS?

RSS merupakan organisasi yang didirikan pada 1925 oleh Keshav Baliram Hedgewar, seperti dikutip dari Britannica.

Mulanya kelompok ini sebagai gerakan melawan kekuasaan Inggris dan sebagai tanggapan atas kerusuhan Hindu dan Muslim. Namun, seiring berjalan waktu pandangan Hindustan menjadi 'kompas' mereka.

Hedgewar adalah sosok yang gemar membaca tulisan-tulisan ideologi nasionalis Hindu Binayak Damodar Savarkar. Ia juga mengadopsi pandangan Savarkar soal perlunya penciptaan "bangsa Hindu."

"Budaya Hindu adalah nafas kehidupan Hindustan. Oleh karena itu jelas bahwa jika Hindustan ingin dilindungi, pertama-tama kita harus memelihara budaya Hindu," kata Hedgewar di situs resmi.

Jika budaya Hindu musnah, dan jika masyarakat Hindu tidak ada lagi, tak akan ada entitas geografis sebagai Hindustan, kata dia lagi.

"Seluruh masyarakat harus berada dalam kondisi waspada dan terorganisir sedemikian rupa sehingga tidak ada yang berani melemparkan pandangan jahat pada salah satu poin kehormatan kita," ujar Hedgewar.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Terobsesi Fasis Mussolini

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER