Penyebab pemisahan antara warga Yahudi dan Arab Israel adalah akibat warisan yang diterapkan kala Israel berdiri.
Aturan kala itu memisahkan tempat tinggal warga Yahudi Israel dengan non-Yahudi termasuk pemisahan sekolah dan fasilitas lainnya. Israel juga membentuk aturan yang kerap mendiskriminasi warga Arab Israel.
Hal itu pun memicu stigma warga Yahudi terhadap warga Arab Israel yang tinggal di permukiman Yahudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara teknis Anda tak punya pemisah, secara teknis Anda tak punya aturan pemisahan formal seperti Jim Crow. Namun dalam realitasnya, Anda punya," kata sejarawan Palestina-Amerika, Rashid Khalidi.
Aturan Jin Crow sendiri merupakan aturan yang melegalkan pemisahan ras.
Secara resmi, warga Arab Israel memiliki hak yang sama dengan warga Israel lainnya. Namun, berbeda dengan Yahudi Israel, warga Arab Israel tak bisa bekerja di militer Israel.
Walaupun masih boleh mendaftarkan diri, beberapa komunitas memiliki stigma terhadap warga Arab Israel.
Selain itu, warga Arab Israel menerima diskriminasi yang membuat mereka rentan terhadap kemiskinan. Tingkat kemiskinan komunitas itu mencapai 36 persen, lebih tinggi daripada warga Yahudi Israel.
Warga Arab Israel juga kesulitan mendapatkan akses ke sekolah, pekerjaan dan layanan. Mereka juga kurang terwakili secara politik.
Kekhawatiran terhadap ketidaksetaraan ke warga Arab Israel semakin mencuat setelah Israel mengesahkan aturan kenegaraan pada 2018. Dalam aturan itu, bahasa Arab dihapus sebagai bahasa resmi, tetapi diberikan "status khusus."
Aturan ini membuat banyak warga Arab Israel merasa hak mereka sebagai warga terus tergerus.
Tak hanya itu, warga Arab Israel berhadapan dengan tingkat kejahatan yang lebih tinggi dalam komunitas mereka.
Pemimpin sayap kanan Israel juga kerap membingkai komunitas itu sebagai ancaman keamanan, menghubungkan mereka dengan kelompok ekstremis seperti Hamas.
Kelompok Arab Israel dan Yahudi juga sempat terlibat bentrok.
Arab Israel sempat membakar sinagoga dan bisnis yang dimiliki warga Yahudi. Sementara itu, Yahudi ultra nasionalis meneriakkan slogan "matilah warga Arab" dan merusak toko-toko milik warga Arab.
Dalam perkelahian tersebut, warga dari dua komunitas ini sempat terluka.
(pwn/rds)