Baru-baru ini, Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyatakan dukungannya terhadap negara Palestina di forum internasional.
Dukungan tersebut diutarakan Lapid dalam pidatonya di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, Kamis (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut merupakan pidato lengkap Lapid di Sidang Majelis Umum PBB.
Terima kasih.
Kepada presiden, sekretaris jenderal, delegasi, dan para laki-laki dan perempuan sekalian,
Pada November 1947, majelis umum ini berkumpul dan memutuskan pembentukan Negara Yahudi. Hanya ratusan warga Yahudi hidup dalam waktu tersebut, di lingkungan yang bermusuhan, terkejut dan hancur setelah Holocaust, di mana enam juta warga kami dibunuh.
75 tahun setelahnya, Israel menjadi negara yang kuat, berdemokrasi-liberal, berbangga, dan makmur. Dimulainya negara yang menemukan Waze dan Iron Dome, obat-obatan untuk Alzheimer dan Parkinsons, dan sebuah robot yang dapat melakukan operasi tulang belakang.
Pemimpin dunia, dalam bidang air dan teknologi pangan, pertahanan siber, and energi terbarukan. Dengan 13 pemenang hadiah Nobel, di literatur dan kimia, ekonomi dan perdamaian.
Bagaimana ini terjadi? Itu terjadi karena kami memutuskan untuk tidak menjadi korban. Kami memutuskan tidak tenggelam dalam rasa sakit masa lalu, tetapi memilih fokus pada harapan di masa depan.
Kami memilih menggunakan energi kami untuk membangun sebuah negara, membangun komunitas yang bahagia, optimis, dan kreatif.
Kami tak hanya sampai ke tanah yang dijanjikan, kami membangun tanah yang dijanjikan itu.
Sejarah ditentukan oleh orang-orangnya. Kita harus belajar dari sejarah, mengerti tentang itu, dan menghargainya, tetapi juga bersedia dan mampu mengubahnya.
Lihat Juga : |
Untuk memilih masa depan ketimbang masa lalu, perdamaian dibandingkan perang, kerja sama dibandingkan pengasingan dan isolasi.
Beberapa bulan lalu, kami mengadakan pertemuan bersejarah Negev. Kami melangsungkan makan malam bersama, tak jauh dari makam David Ben-Gurion, bapak pendiri Israel. Ada enam dari kami, menteri luar negeri Amerika Serikat, menteri luar negeri Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Israel, dalam jamuan makan malam yang pada dua tahun lalu, setiap orang tak akan percaya itu dapat terjadi.
Setelah itu, pintu terbuka, seseorang masuk dan mengatakan, "maaf saya mengganggu Anda, tetapi perang serangan teroris tak jauh dari Tel Aviv, dua warga Israel terbunuh."
Dengan cepat kami mengerti bahwa tujuan serangan itu adalah menghancurkan pertemuan. Untuk menimbulkan kemarahan di antara kami, untuk membuat kami berdebat, untuk memecah kemitraan di antara kami.
Dan saya mengatakan kepada para menteri luar negeri, "Kita harus mengecam serangan teroris ini sekarang, bersama-sama. Kita harus menunjukkan kepada dunia, teror itu tidak akan berhasil."
Lihat Juga : |
Suasana di ruangan itu menjadi diam, dan kemudian salah satu menteri luar negeri Arab mengatakan "Kita selalu melawan terorisme. Itu adalah alasan kita semua di sini."
Dan lima menit kemudian, kami mengeluarkan pernyataan bersama dari enam perwakilan kami, mengecam serangan itu, dan menguduskan kehidupan, kerja sama, dan kepercayaan kami bahwa ada cara lain.
Pertemuan itu berlanjut. Kesepakatan ditandatangani. Kelompok kerja dibentuk untuk membahas isu tentang teknologi, keamanan pangan, energi, air, edukasi, dan infrastruktur.
Kelompok kerja itu mengubah citra Timur Tengah bersamaan dengan kita berbicara saat ini.
Masyarakat di Timur Tengah, masyarakat di seluruh dunia harus melihat sekeliling dan bertanya kepada diri mereka sendiri, "siapa yang bertindak dengan lebih baik? Mereka yang memilih jalur damai, atau mereka yang menempuh jalur perang. Mereka yang memutuskan berinvestasi pada masyarakat dan negaranya atau mereka yang berinvestasi kepada kehancuran orang lain. Mereka yang percaya dengan edukasi, toleransi, dan teknologi, atau mereka yang percaya pada ancaman yang lebih besar dan kekerasan."
Setiap saya bertemu dengan orang yang mengkritik Israel, saya selalu mengatakan, "ayo datang dan berkunjung ke [negara ] kami. Datang dan bertemu dengan Israel yang sebenarnya. Anda akan jatuh cinta."
Negara yang menyatukan inovasi mempesona dengan pengertian yang dalam terkait sejarah. Orang-orang yang hebat, dengan makanan yang hebat, dan jiwa yang hebat, demokrasi yang bersemangat, negara yang Yahudi, Muslim, dan Kristen hidup bersama dengan hak sipil yang penuh dan setara.
Dalam pemerintahan yang saya pimpin, ada menteri Arab, ada partai Arab yang menjadi anggota koalisi kami, kami memiliki hakim Arab dalam Pengadilan Tinggi kami, dokter-dokter Arab menyelamatkan kehidupan di rumah sakit kami. Arab Israel bukanlah musuh kami, mereka adalah mitra kami dalam kehidupan.
Datang dan kunjungi kami. Anda akan menemukan bahwa Israel merupakan mozaik budaya yang menakjubkan, mulai dari pegunungan bersalju di Golan sampai padang gurun besar di Negev. Dari Tel Aviv, ibu kota berteknologi maju dan pesta yang terus berlangsung di Laut Mediterania, hingga ke Yerusalem, ibu kota kami selamanya. Kota suci bagi tiga agama yang memiliki jalanan bagus, masa lalu bertemu masa depan setiap hari.
Namun, ada dua ancaman yang terus bertengger di kepala negara indah kami. Mereka juga menetap di kepala Anda sekalian, meskipun Anda mencoba membantahnya.
Yang pertama adalah ancaman nuklir, ketakutan negara teroris dan organisasi teroris bakal berhasil memiliki senjata nuklir. Ancaman yang kedua adalah penghilangan kebenaran.
Demokrasi kami perlahan diracuni dengan kebohongan dan berita palsu. Politikus ceroboh, negara-negara totaliter dan organisasi teroris telah merusak pandangan kami terkait realitas.
Kita harus tahu bahwa tidak ada negara yang menghadapi fenomena ini lebih banyak dari Israel. Tidak ada satu negara yang mendapati serangan berat terkait kebohongan, dengan banyak upah dan upaya dilakukan untuk menyebarkan disinformasi terkait itu.
Mei lalu, gambar Malak al-Tanani, seorang gadis Palestina berusia tiga tahun dirilis di seluruh dunia, dengan berita buruk bahwa dia dibunuh bersama kedua orang tuanya dalam serangan Angkatan Udara Israel. Gambar itu menyedihkan, tetapi Malak al-Tanani tidak nyata. Foto itu diambil dari Instagram. Dia adalah perempuan dari Rusia.
Saya dapat menyampaikan kepada Anda ribuan contoh berita palsu yang mirip terkait Israel. Gerakan anti-Israel telah menyebarkan kebohongan seperti ini selama bertahun-tahun. Di media, di kampus, dan di media sosial. Pertanyaannya bukan kenapa mereka melakukannya, tetapi kenapa Anda bersedia mendengarnya.
Kenapa Anda mendengarkan orang-orang yang menggunakan miliaran dolar untuk mengubah kebenaran? Kenapa Anda mendukung ekstremis Islam yang menggantung kaum gay tinggi-tinggi, menekan perempuan, dan menembakkan roket ke warga sipil dari taman kanak-kanak dan rumah sakit?
Lanjut baca di halaman berikutnya...