WHO Selidiki Kaitan Obat Batuk India di Kasus 66 Anak Gambia Meninggal

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 23:59 WIB
WHO tengah menyelidiki keterkaitan antara kandungan dalam sirup obat batuk produksi perusahaan India dengan kematian 66 anak di Gambia.
WHO tengah menyelidiki keterkaitan antara kandungan dalam sirup obat batuk produksi perusahaan India dengan kematian 66 anak di Gambia. (Leopict/Pixabay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan soal konsumsi empat sirup obat batuk dan pilek yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals di India. Peringatan mereka berikan terkait kematian 66 anak di Gambia.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan empat obat flu dan batuk yang diproduksi Maiden Pharmaceutical itu berpotensi berkaitan dengan cedera ginjal akut dan 66 kematian anak-anak di Gambia.

Keempat produk tersebut adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hilangnya nyawa anak-anak muda ini sangat memilukan bagi keluarga mereka," katanya seperti dikutip dari AFP, Rabu (5/10).

Tedros mengatakan WHO tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas berwenang di India terkait masalah itu.

"Sampai saat ini, pabrikan yang disebutkan belum memberikan jaminan kepada WHO tentang keamanan dan kualitas produk ini," kata WHO dalam peringatan itu

Peringatan itu menambahkan bahwa analisis laboratorium dari sampel produk mengkonfirmasi bahwa mereka mengandung jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima sebagai kontaminan.

WHO menyatakan zat-zat itu beracun bagi manusia dan bisa berakibat fatal. Efek racunnya dapat mencakup sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.

Kementerian Kesehatan Gambia bulan lalu melaporkan puluhan anak meninggal karena gagal ginjal. Masalah itu diduga berkaitan dengan obat-obat itu.

Mereka karena itu kemudian meminta rumah sakit untuk berhenti menggunakan sirup parasetamol.

WHO mengatakan bahwa informasi yang diterima dari Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat India menunjukkan bahwa produsen hanya memasok obat-obatan yang terkontaminasi ke Gambia.

(afp/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER