6 Perubahan Radikal China Selama Satu Dekade Xi Jinping Berkuasa
Sejak menjabat sebagai presiden pada 2012, Xi Jinping dinilai terus membawa banyak gebrakan terhadap China hingga bisa menjadikan negaranya kini sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia.
Di bawah kepemimpinan Xi, jutaan warga China disebut berhasil keluar dari garis kemiskinan parah.
Selain dalam hal ekonomi, China juga berhasil mengembangkan militer dan pertahanannya sampai menjadikan eksplorasi antariksa China menjadi salah satu yang terdepan bersaing dengan Amerika Serikat dan Rusia.
Lihat Juga : |
Berikut enam perubahan 'radikal' China di bawah Xi Jinping:
1. Kemiskinan Parah Berakhir
Beijing mengumumkan telah mengakhiri kemiskinan parah di China pada 2020. Deklarasi itu dibuat dari penilaian atas beberapa faktor, seperti kondisi kehidupan masyarakat, ternak mereka, dan akses masyarakat pada pendidikan.
Berdasarkan data World Bank, setahun setelah Xi menjadi pemimpin China, sebanyak 82 juta warga China berada dalam kemiskinan parah. Pada 2019, angka masyarakat yang berada dalam kemiskinan parah turun hingga enam juta orang.
Sebagaimana diberitakan AFP, pemerintah China menginvestasikan 1,6 triliun yuan (Rp34.126 triliun) dari 2013 sampai 2021 untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Dana itu digunakan untuk membangun jalan, rumah, dan infrastruktur.
Jutaan pemukiman kumuh juga dipindahkan ke desa-desa dengan kesempatan ekonomi yang lebih baik.
2. Kenaikan Kekayaan
Berdasarkan data resmi, rata-rata pendapatan pribadi setelah kena pajak per rumah tangga di perkotaan meningkat 66 persen dari 2013 hingga 2020.
Di permukiman kumuh, pendapatan pribadi setelah kena pajak meningkat hingga 82 persen dalam periode yang sama.
Meski ada kenaikan pendapatan masyarakat, harga rumah dan properti di China juga ikut meroket empat kali lipat.
3. Program Luar Angkasa
China berhasil mengembangkan program eksplorasi luar angkasanya hingga mendekati milik Amerika Serikat, Rusia dan Eropa.
China memiliki mesin penjelajah luar angkasa di Bulan pada 2013 hingga 2019. Pesawat luar angkasa tanpa awak China juga berhasil kembali ke Bumi pada 2020, membawa sampel yang telah dikumpulkan dalam empat dekade.
Pada tahun yang sama, sistem navigasi satelit Beidou sudah difinalisasi. Sistem ini disebut-sebut bakal menjadi musuh GPS Amerika Serikat.
China juga diprediksi bakal menyelesaikan stasiun luar angkasa mereka pada 2022.
Baca di halaman selanjutnya >>>