Parlemen Kanada sepakat menyelidiki dugaan China beserta agen-agen intelijennya ikut campur dalam proses pemilu Kanada pada 2019 silam.
Langkah itu diambil setelah anggota parlemen kecewa dengan sikap Pemerintah Kanada yang tidak melakukan tindakan nyata untuk mengatasi masalah tersebut. Pasalnya, badan intelijen disebut telah memberi informasi mengenai hal itu kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan menteri kabinet sejak awal tahun.
Keputusan untuk melakukan penyelidikan itu pun diambil saat parlemen mengadakan rapat darurat pada Senin (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang diusir dari Kanada, tidak ada yang dituntut. Tidak ada investigasi nyata yang dilakukan dan tidak ada tindakan yang diambil dari pihak pemerintah untuk merespons secara legislatif," ucap anggota parlemen Konservatif Mincahel Cooper, seperti dikutip CBC News, Kamis (17/11).
"Campur tangan ini tidak dapat ditoleransi. Tidak dapat diterima," tegas dia.
Anggota parlemen Liberal Greg Fergus mengatakan penyelidikan itu bakal dilakukan oleh Komite Keamanan Nasional dan Intelijen Anggota Parlemen (NSICOP). Komite itu merupakan kelompok rahasia anggota parlemen yang meninjau masalah keamanan nasional.
Nantinya, mereka akan mempelajari dokumen laporan campur tangan China yang diberikan intelijen kepada pemerintah tersebut.
"Akhirnya Konservatif tergerak karena [kasus] campur tangan asing," kata anggota parlemen Liberal Jennifer O'Connell, menyindir Partai Konservatif yang sebelumnya enggan terlibat dalam masalah itu.
Komite selanjutnya bakal memanggil saksi-saksi untuk mendalami kasus itu. Saksi tersebut di antaranya pejabat dari CSIS, Elections Canada, dan Satuan Tugas Ancaman Keamanan dan Intelijen terhadap Pemilu (SITE).
Selain itu, komite juga bakal memanggil Menteri Urusan Antarpemerintah Dominic LeBlanc, Menteri Luar Negeri Melanie Joly, dan penasihat keamanan nasional untuk perdana menteri.
China diduga berada di balik kampanye besar-besaran "inferensi asing" saat proses pemilu Kanada, menurut laporan Global News.
Kampanye pemilu 2019 itu dilaporkan berisi permainan belakang yang ditujukan untuk menempatkan "agen [China] ke dalam anggota parlemen [Kanada] guna memengaruhi kebijakan."
Kampanye itu juga termasuk upaya China mengooptasi dan menjatuhkan mantan pejabat Kanada untuk mendapatkan pengaruh dalam Ottawa. Kampanye juga diduga dilakukan untuk menghukum politisi Kanada yang dipandang China sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka.
Lanjut baca di halaman berikutnya...