Jurnalis Asing Ditahan-Digebuk Polisi saat Liput Demo Tuntut Xi Mundur

CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2022 16:39 WIB
Polisi China menangkap sejumlah wartawan bahkan memukul salah satunya karena meliput demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur.
Polisi China menangkap sejumlah wartawan bahkan memukul salah satunya karena meliput demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur. (Foto: REUTERS/THOMAS PETER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi China dilaporkan menahan sejumlah wartawan asing hingga memukuli salah satunya saat meliput demonstrasi di Shanghai yang menuntut Presiden Xi Jinping mundur dan mencabut aturan lockdown Covid-19 ketat, pada Minggu (27/11).

BBC melaporkan salah satu wartawannya di China ditahan dan dipukuli saat dalam penahanan oleh polisi saat meliput demonstrasi. Namun, wartawan tersebut telah dibebaskan beberapa jam setelah penahanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BBC betul-betul menyayangkan tindakan terhadap jurnalis kami, Ed Lawrence, yang ditangkap dan diborgol saat meliput protes di Shanghai," kata juru bicara BBC dalam pernyataan resminya pada Senin (28/11).

Pernyataan itu kemudian berlanjut, "Dia ditahan beberapa jam sebelum dibebaskan. Selama ditangkap, dia dipukuli dan ditendang polisi. Ini terjadi saat dia bekerja sebagai jurnalis terakreditasi."

BBC juga menyatakan polisi China tak memberi keterangan lebih rinci atau permintaan maaf soal penangkapan terhadap jurnalisnya.

Later kemudian merilis pernyataan resmi di media sosial. Jurnalis itu juga mengatakan salah satu warga lokal ditangkap usai berusaha mencegah polisi memukul dirinya.

[Gambas:Video CNN]

Sebelumnya, beredar gambar di sosial media seorang jurnalis, yang kemudian diidentifikasi sebagai Lawrence, ditangkap polisi berseragam.

Lawrence sempat mencuit soal demo di Shanghai pada Minggu pagi.

"Saya ada di lokasi protes anti Covid-nol semalam yang luar biasa di Shanghai. Banyak orang berkumpul di sini dengan damai. Banyak polisi," tulis dia.

Tak hanya wartawan BBC, Asosiasi wartawan asing di China, Foreign Correspondents Club of China, juga mengungkapkan kekhawatiran serupa.

"Kami sangat terganggu dengan perlakukan otoritas kepada para jurnalis yang meliput demonstrasi terbaru di Beijing dan Shanghai," bunyi pernyataan asosiasi tersebut.

Menanggapi penangkapan dan pemukulan terhadap jurnalis asing itu, Kementerian Luar Negeri China mengaku menangkap Lawrence karena dirinya tidak mengidentifikasi diri sebagai wartawan.

"Berdasarkan apa yang kita pelajari dari pihak berwenang Shanghai, dia tak mengidentifikasi dirinya sebagai jurnalis dan tak secara sukarela menunjukkan kredensial persnya," kata juru bicara Kemlu China, Zhao Lijian, seperti dikutip AFP.

Lebih lanjut, Zhao mengimbau kepada seluruh media internasional untuk mengikuti hukum dan peraturan negara itu saat berada di China.

Presiden Xi inping terus mendapat tekanan setelah demonstrasi memprotes pemerintah kian sering terjadi di China belakangan ini.

Baru-baru ini, demonstrasi yang terjadi di sejumlah kota seperti Urumqi, Beijing, hingga Shanghai bahkan terang-terangan menuntut Xi dan Partai Komunis untuk mundur.

Sejumlah warga di Shanghai menggelar demo menolak lockdown dan menuntut Xi mundur pada Minggu. Aksi ini berujung ricuh karena polisi terlibat bentrok dengan massa.

Pada Minggu malam, beberapa orang dilaporkan ditahan. Pihak berwenang juga sempat menutup jalan usai demo rusuh. Namun, saat pagi hari, mereka membuka kembali.



(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER