Jika pasukan Ukraina bisa mencapai ambang pintu Crimea, banyak target fasilitas militer dan infrastruktur yang berada dalam jangkauan.
"Anda memulai menghantam target untuk membuat semenanjung tak bisa dijangkau pasukan Rusia," ucap Hodges.
Lebih lanjut, ia menerangkan pasukan Ukraina bisa membombardir Sevastopol, dan meninggalkan Armada Laut Hitam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka [Pasukan Rusia] tak bisa berada di sana sementara senjata presisi menerjang kapal, atau fasilitas pelabuhan, bahan bakar, amunisi, dan yang lain, sama seperti saat membombardir pangkalan udara Saky," ungkap Hodges.
Ia juga mengatakan pendekatan itu bisa saja diterapkan di Crimea karena Rusia mengerahkan kekuatan signifikan.
"Dengan pasukan yang bergantung pada infanteri massal, mereka harus memiliki markas dan artileri," kata Hodges lagi.
Pasukan Ukraina bisa memulai serangan ke gudang amunisi dan artileri, dan pusat-pusat transportasi dengan senjata presisi yang dimiliki.
Salah satu senjata presisi itu di antaranya Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi (High Mobility Artillery Rocket System/HIMARS).
"Saya pikir itulah yang akan menjadi fase kedua, berlangsung setelah berbagai target tak bisa dipertahankan Rusia dan tak bisa berperang secara efektif di Crimea," ujar Hodges.
Beberapa pihak mengatakan bertempur di Crimea bukan hal mudah. Pasukan Ukraina juga harus bersaing dengan ratusan ribu penduduk kelahiran Rusia, atau setidaknya mereka yang tak ingin pergi.
Pada 2014, penduduk kelahiran Ukraina di Crimea lebih pro-Rusia daripada penduduk lain di negara itu, terbukti dengan hasil pemilu dan referendum.
Saat pasukan Rusia menguasai semenanjung itu, ribuan pasukan Ukraina diyakini telah kalah.
Hodges kemudian menyarankan pasukan Ukraina mungkin harus 'memenangkan' penduduk di Crimea.
"Anda betul-betul harus ke sana dan membereskannya dan mengokupasinya. Bagaimana yang terjadi, saya tak begitu yakin. Itu bukan tugas yang mudah."
"Tetapi saya pikir Ukraina akan memikirkan bagaimana mereka melakukannya," kata Hodges lagi.
(isa/bac)