Di bawah kewajiban ICC, Afsel wajib menangkap Al Bashir yang telah didakwa atas pelanggaran hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia di wilayah Darfur, Sudan.
Saat itu pemerintah Afsel di bawah kepresidenan Jacob Zuma, menolak menangkap Al Bashir. Alasannya karena kekebalan dari penuntutan kepala negara, yang duduk di bawah hukum internasional.
Kini surat perintah penangkapan Putin membuat pemerintah Presiden Afsel Cyril Ramaphosa 'bagai makan buah simalakama'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ikut perintah ICC dan menangkap Putin, Afsel terancam menanggung konsekuensi bilateral terutama di antara negara-negara Afrika dan juga hubungan historisnya dengan Rusia.
Namun apabila menyambut Putin, maka citra Afrika Selatan sebagai negara independen di mata dunia pun ikut tercoreng, bahkan terancam membuat negara itu kehilangan kredibilitas internasional.
Hingga kini, tanggapan maupun sikap resmi pemerintah Afrika Selatan soal penangkapan Putin belum jelas.
Di satu sisi, juru bicara Presiden Ramaphosa mengatakan negara itu menyadari kewajiban untuk menangkap Putin dan menyerahkannya ke ICC.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor, membenarkan pihaknya mengundang Putin untuk menghadiri pertemuan BRICS. Menurutnya, kabinet harus memutuskan bagaimana negara akan menanggapi surat perintah ICC.
Sebab pemerintah Afrika Selatan sendiri sebenarnya ingin punya sikap seimbang antara kewajiban terhadap ICC, tanggung jawab domestik, dan hubungan persahabatan historisnya dengan Rusia.
(dna)