Rhee mengatakan popularitas budaya Korsel yang mendunia merupakan fenomena yang tidak disengaja.
Menurutnya, hallyu pertama kali muncul berkat peran beberapa pihak dan individu saja.
Namun, seiring dengan perkembangannya, pemerintah Korsel melihat banyak potensi yang bisa digali dari popularitas budaya Korsel sehingga akhirnya ikut terjun langsung mendorong agar tumbuh dan berkembang lebih luas lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum hallyu mendunia, banyak orang terbiasa dengan paparan budaya Amerika dan Barat. Sekarang, Korea juga berusaha fokus mengembangkan keunikan hallyu agar bisa semakin mudah diterima oleh publik di seluruh dunia," ucap Rhee.
"Jadi, tidak ada rahasia sukses popularitas hallyu. Semuanya itu karena kejujuran dan keterbukaan dan kerja sama antara pemerintah dan berbagai pihak terkait," katanya menambahkan.
Berdasarkan survei The Korea Foundation, sebanyak 73,4 persen fan hallyu berasal dari kawasan Asia dan Oseania. Sebanyak 84,3 juta fan berasal dari China, 16,8 juta fan dari Thailand, dan 13,3 juta fan dari Vietnam.
Namun, jumlah fan K-Pop dari Eropa terus melesat setiap tahunnya. Ada sekitar 13,2 juta fan hallyu di Eropa hingga akhir 2022 atau naik 37 persen dari 2021.
(rds)