Terkait pengungsi, Erdogan berjanji akan memulangkan pengungsi Suriah ke negara asal.
Rencana itu muncul usai Turki menjalin dialog dengan pemerintah Suriah yang dimediasi Rusia.
Terkait kebijakan luar negeri, Erdogan ingin melanjutkan hubungan Turki di kawasan yang lebih luas dan membangun poros yang berpusat di Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga ingin tetap menjalin hubungan dengan Rusia dan Amerika Serikat.
Selain itu, Erdogan berjanji bakal terus menindak kelompok teror, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan gerakan Gulen.
Gerakan Gulen merupakan aktivitas yang terinspirasi dari seorang pemikir dan tokoh pergorokan Fethullah Gulen. Ia menilai Turki yang sekuler tak boleh menghalangi kemajuan umat Islam.
Sebagai salah satu janjinya, Erdogan bersumpah bakal menentang apa saja yang berkaitan dengan lesbian, gay, bisektuan, transgender, queer (LGBTQ).
"[Pemerintah akan] secara aktif melawan kecenderungan menyimpang seperti LGBT yang mengancam struktur keluarga kami," kata dia seperti dikutip Al Jazeera.
Dia juga menuduh oposisi dalam hal ini, Kilicdaroglu, "pro-LGBT".
Pengamat politik Turki, Galip Dalay, mengatakan gagasan utama kampanye Erdogan adalah kesinambungan, stabilitas, dan keagungan. Tujuannya untuk menarik suara konservatif dan nasionalis.
"Aliansi [Erdogan] menggunakan retorika 'perang melawan teror' yang sangat tajam untuk menarik sentimen nasionalis di negara itu karena berjanji menjaga Turki tetap kuat, mandiri, dan dihormati dalam kebijakan luar negeri," ungkap Dalay.
(isa/bac)