Tentara bayaran Wagner Group melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Rusia dengan berbalik menyerang Kremlin pada Sabtu (24/6) lalu.
Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengerahkan pasukannya menduduki markas militer Rusia di Rostov dan mengirim tentaranya menuju Moskow guna menggulingkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Pemberontakan itu dilakukan setelah Wagner menuding pasukan Kremlin menyerang kamp kelompok tentara bayaran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu pukul 07.30 waktu setempat, Prigozhin pun mengklaim berhasil menguasai fasilitas militer dan lapangan terbang di Rostov-on-Don, Rusia.
"Ini bukan kudeta militer, tapi pawai keadilan," ujar Prigozhin dikutip dari Associated Press.
Namun, Prigozhin menyatakan menarik mundur pasukan Wagner demi menghindari pertumpahan darah di Moskow. Belakangan diketahui Prigozhin menarik pasukannya setelah bernegosiasi dengan Rusia.
Meski sempat menyebut pembelotan Wagner sebagai pengkhianatan dan hendak menjatuhkan hukuman, Presiden Vladimir Putin mencabut segala tuntutan tersebut. Dia bahkan membiarkan Wagner pindah ke Belarus, negara tetangga Rusia.
Terkait hal ini, apa dampak pemberontakan Wagner terhadap perang di Ukraina?
Menurut para analis, pemberontakan Wagner sebetulnya melemahkan Putin dan bisa memengaruhi jalannya perang di Ukraina.
Dilansir dari AFP, aksi Wagner telah merusak citra Putin dan menimbulkan kebingungan di internal Kremlin.
Ini menjadi tantangan terbesar bagi kekuasaan Putin selama ini dan menjadi krisis keamanan paling serius di Kremlin sejak ia berkuasa pada 1999.
Meski begitu, menurut Rob Lee dari Foreign Policy Research Institute, tidak jelas apakah pemberontakan Wagner ini bisa diterjemahkan langsung untuk situasi di medan perang. Dalam artian, Wagner kini tak lagi punya peran kunci dalam perang di Ukraina.
"Pasukan Wagner ditempatkan di Bakhmut pada akhir Mei-awal Juni. Saya tidak tahu adakah pasukan Wagner saat ini di garda depan, atau mereka ditarik dari sana" kata Lee di Twitter, seperti dikutip AFP, Senin (26/6).
"Wagner dirancang untuk menyerang dan bukan untuk operasi defensif. Tidak pernah jelas peran apa yang mereka mainkan selama serangan balasan Ukraina."
Menurut tentara Ukraina yang kembali dari garda depan pada Minggu (25/6), pemberontakan Wagner tidak secara nyata memengaruhi pertempuran di Bakhmut.
Bakhmut adalah kota di timur Ukraina yang menjadi salah satu medan tempur paling panas dan berdarah selama invasi.
Lanjut di halaman berikutnya...