PM Belanda Mark Rutte Twitwar dengan Penerus, Bela Wali Kota Amsterdam

CNN Indonesia
Rabu, 13 Mar 2024 09:33 WIB
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte terlibat 'twitwar' atau saling serang argumen di platform media sosial X dengan PM penerusnya, Geert Wilders. (AFP/YVES HERMAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte terlibat 'twitwar' atau saling serang argumen di platform media sosial X dengan PM penerusnya, Geert Wilders.

Dalam unggahan di X (sebelumnya Twitter), Rutte terlihat membalas kicauan Wilders yang mengomentari aksi sejumlah orang yang datang ke upacara pembukaan Museum Holocaust di Amsterdam, pada Minggu (10/3).

Wilders mengatakan sejumlah orang yang hadir di pembukaan museum peringatan tragedi Holocaust itu bertindak memalukan dengan meneriakkan slogan-slogan anti-Semit. Dia kemudian menuding aksi ini berbau tindakan politik yang diduga dikepalai Wali Kota Amsterdam Femke Halsema.

Halsema selama ini menyatakan penolakan tegas atas agresi Israel terhadap Palestina.

"Sungguh memalukan bahwa orang-orang yang kemarin di Amsterdam meneriakkan slogan-slogan anti-Semit, berteriak bahwa mereka adalah teman Hamas, menyerbu mobil polisi, melecehkan anak-anak Yahudi, mengibarkan bendera palsu dan mengejek kepala negara sahabat, saat ini begitu dekat dengan upacara pembukaan Museum Holocaust," tulis Wilders di X, Senin (11/3).



"Ini mirip dengan aksi politik yang dilakukan wali kota Amsterdam yang beraliran sayap kiri ekstrem. Tidak bertanggung jawab," lanjutnya.

Merespons ini, Rutte pun membela wali kotanya dengan mengatakan segala urusan politik akan dilepas jika menyangkut ketertiban umum.

Rutte menegaskan pembukaan Museum Holocaust diselenggarakan dengan harapan berjalan damai.

"Kami semua berharap pembukaan Museum Holocaust Nasional kemarin damai. Tapi satu hal yang pasti: ketika menyangkut ketertiban umum, wali kota kita tidak terlibat dalam politik," kata Rutte.

Wilders merupakan pemimpin sayap kanan Belanda yang akan segera menjadi pemimpin baru setelah partainya, Partai untuk Kebebasan (PVV), menang pemilu November 2023. Wilders hingga kini belum kunjung membentuk pemerintahan.

Partai-partai utama di negara itu masih mencoba membentuk koalisi dan melakukan pertemuan guna menyepakati sejumlah hal salah satunya kerja sama.



(blq/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK