Lembaga HAM Tel Aviv Beber Israel Lakukan Genosida di Gaza

CNN Indonesia
Selasa, 29 Jul 2025 19:25 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi hak asasi manusia Israel-Palestina, B'Tselem, secara resmi menyebut tindakan Israel di Jalur Gaza sebagai genosida dalam laporan terbarunya yang berjudul Our Genocide atau "Genosida Kita".

Laporan yang dirilis pada Senin itu berisi kecaman keras terhadap agresi militer Israel di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan sebanyak 59.733 orang dan melukai 144.477 lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Review terhadap kebijakan Israel di Jalur Gaza dan akibat-akibat mengerikannya, ditambah pernyataan para pejabat tinggi Israel mengenai tujuan serangan, mengarah pada kesimpulan tak terbantahkan bahwa Israel tengah melakukan tindakan terkoordinasi untuk secara sengaja menghancurkan masyarakat Palestina di Gaza," tulis laporan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

"Dengan kata lain: Israel sedang melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza," lanjut pernyataan tersebut.

Laporan setebal 79 halaman itu menyajikan berbagai pelanggaran Israel terhadap warga Palestina, jejaknya kembali sejak berdirinya negara Israel pada 1948.

Disebutkan bahwa sejak awal, Israel bertujuan untuk "mengokohkan supremasi kelompok Yahudi di seluruh wilayah yang berada di bawah kendalinya".

B'Tselem juga menyoroti pola kolonialisme pendatang yang dilakukan Israel, termasuk pemindahan paksa, penguasaan lahan, rekayasa demografis, pembersihan etnis, serta penerapan aturan militer terhadap warga Palestina.

Menurut laporan tersebut, semua ini dijalankan di bawah lindungan supremasi hukum, meskipun pada kenyataannya, hak-hak warga Palestina tidak terlindungi.

Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.139 orang di Israel dan menyandera sekitar 200 lainnya, B'Tselem mencatat percepatan dalam intensitas kekerasan yang dilakukan Israel, termasuk upaya sistematis untuk memindahkan warga Palestina di Gaza.

Menurut laporan itu, pada November 2024, sekitar 100.000 penduduk Gaza Utara telah terusir dari rumah mereka.

Sejumlah pakar menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk pembersihan etnis.

Laporan juga menyebut bahwa operasi kekerasan Israel semakin meningkat di wilayah pendudukan tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak Oktober 2023, dalam skala yang belum pernah terjadi sejak pendudukan wilayah tersebut pada 1967.

Lebih lanjut, laporan ini menyatakan bahwa serangan luas dan terkoordinasi terhadap warga Gaza mendapat legitimasi serta dukungan dari mayoritas warga Yahudi-Israel dan sistem hukum Israel itu sendiri.

Pernyataan B'Tselem ini menyusul opini Holocaust scholar Amos Goldberg di New York Times yang juga menyebut Israel tengah melakukan genosida.

Sementara itu, protes dari masyarakat Israel sendiri terhadap perang di Gaza terus bermunculan, meski masih kontroversial di dalam negeri.

Survei Pew Research Center pada Juni mencatat hanya 16 persen warga Yahudi Israel yang percaya perdamaian dengan Palestina mungkin terjadi, sementara 64 persen mendukung pendudukan sementara atas Gaza.

Di tengah kontroversi tersebut, pernyataan keras juga datang dari Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu.

Dałam wawancara radio pekan lalu, ia mengatakan, "Pemerintah sedang terburu - buru menghapus Gaza, dan syukurlah kita sedang menghapus kejahatan ini. Seluruh Gaza akan menjadi Yahudi."

B'Tselem menjadi salah satu organisasi HAM paling berpengaruh di Israel yang secara terbuka menyebut tindakan negaranya sebagai genosida.

Meski dianggap terlambat oleh sebagian pihak, langkah ini tetap dinilai penting.

"Saya menyambut baik laporan ini, meskipun datang sangat terlambat dalam genosida yang sedang berlangsung," kata Elia Ayoub, penulis dan peneliti yang juga pendiri podcast The Fire These Times.

Sebelumnya, pada Desember 2023, Afrika Selatan mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.

Sejumlah negara seperti Brasil, Spanyol, Turki, dan Irlandia telah bergabung mendukung gugatan tersebut.

(zdm/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER