Di sisi lain spektrum politik, Curtis Sliwa, pendiri kelompok vigilante Guardian Angels, kembali mencalonkan diri sebagai kandidat dari Partai Republik.
Sliwa dikenal luas sebagai tokoh publik yang vokal soal isu kriminalitas dan pro-polisi. Ia mendapat dukungan penuh dari lima partai Republik di New York City.
Meski demikian, peluangnya untuk menang tergolong kecil karena Partai Republik merupakan minoritas besar di kota yang mayoritas penduduknya adalah Demokrat, rasio pemilih diperkirakan mencapai 7:1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Donald Trump, yang biasanya menjadi pendukung tokoh konservatif, justru lebih mendukung Adams ketimbang Sliwa.
Meski menghadapi tekanan untuk mundur dan memberikan jalan bagi kandidat lain yang lebih kompetitif, Sliwa tetap bersikeras melanjutkan kampanyenya.
Satu nama lain yang mulai mencuri perhatian adalah Jim Walden, seorang pengacara sekaligus mantan jaksa federal.
Walden tampil sebagai kandidat independen dengan pendekatan teknokratik, antikorupsi, dan solusi praktis yang mengingatkan pada gaya kepemimpinan mantan Wali Kota Michael Bloomberg.
Ia didukung oleh mantan Jaksa Manhattan, Cy Vance Jr., dan dikenal berpengalaman dalam menangani kasus mafia serta korupsi sistemik.
Meski begitu, Walden masih tergolong sebagai outsider dalam politik New York dan mengalami kesulitan untuk meningkatkan popularitasnya di tengah dominasi kandidat-kandidat besar.
Walden telah menyerukan agar semua kandidat non-Mamdani bersatu demi menggagalkan kemenangan politisi sayap kiri itu.
Di tengah lingkungan pertarungan ideologis ini, Zohran Mamdani berdiri dengan dukungan luas dari koalisi akar rumput.
Ia berhasil menarik simpati pemilih muda, komunitas Muslim, Asia, Latino, serta mendapat endorsement dari tokoh-tokoh berpengaruh seperti Alexandria Ocasio-Cortez dan berbagai serikat buruh.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Negara Sekutu AS Mulai Lawan Israel sampai Netanyahu Mau Rebut Gaza |
Meski begitu, jalan menuju kemenangan tidak akan mudah.
Mamdani menghadapi tekanan besar dari kelompok bisnis yang merasa terancam oleh agenda sosialisnya, serta kritik dari komunitas Yahudi atas sikapnya terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, lawan-lawannya sering menyerangnya dalam isu keamanan dan hubungan dengan aparat kepolisian.
Pemilihan Wali Kota New York tahun ini lebih dari sekadar pemilu kepala daerah, ini adalah refleksi pertarungan arah politik Amerika di masa depan.
Antara suara-suara perubahan progresif, upaya mempertahankan status quo, dan kebangkitan konservatisme, November akan menjadi penentu siapa yang akan memimpin kota yang dianggap sebagai jantung politik dan ekonomi Amerika Serikat.
(zdm/bac)