Arab Saudi dan Qatar mengutuk keras ambisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggaungkan visi "Greater Israel" atau "Israel Raya".
Riyadh menolak rencana perluasan permukiman dan ekspansi wilayah oleh otoritas Israel ini.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi SPA pada Kamis (14/8), Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan kembali hak historis dan hukum rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat di tanah mereka sendiri, sesuai dengan hukum internasional.
Riyadh juga memperingatkan komunitas internasional bahwa "pelanggaran terang-terangan" Israel merusak legitimasi internasional, melanggar kedaulatan negara, serta mengancam perdamaian dan keamanan, baik di tingkat kawasan maupun global.
Dikutip Al Jazeera, selain Saudi, Qatar juga menyatakan hal serupa. Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam pernyataan Netanyahu terkait apa yang disebut sebagai "visi Israel Raya".
Menurut Qatar, ini merupakan kelanjutan dari sikap "arogan" Israel yang memicu krisis, melanggar kedaulatan negara, dan menyalahi hukum internasional.
Dalam pernyataannya, Kemlu Qatar memperingatkan komentar tersebut berisiko memicu kekerasan dan kekacauan lebih lanjut di kawasan, serta menegaskan bahwa hal itu tidak akan melemahkan hak sah negara dan rakyat Arab.
Qatar juga menyerukan solidaritas internasional untuk menghadapi "provokasi" semacam ini, sekaligus menegaskan kembali dukungannya terhadap perdamaian yang adil, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Dalam wawancara dengan saluran Israel i24 yang dilaporkan The Times of Israel pada Selasa (12/8), pewawancara Sharon Gal memperlihatkan sebuah peta yang digambarkan sebagai "Tanah yang Dijanjikan" kepada Netanyahu.
Gal kemudian menanyakan apakah perdana menteri itu merasa "terhubung" dengan visi Israel Raya tersebut.
Dikutip Middle East Eye, Netanyahu menggambarkan dirinya sedang menjalankan "misi bersejarah dan spiritual" dan mengaku merasa "sangat" terhubung dengan gagasan Israel Raya ini.
Meski wujud peta tersebut tidak ditampilkan di layar, istilah "Israel Raya" secara luas dipahami sebagai visi ekspansionis yang mencakup wilayah yang jauh lebih luas.
Istilah ini sebelumnya digunakan oleh kalangan ultra-nasionalis Israel untuk mengklaim sebagian wilayah Palestina, Lebanon, Yordania, Mesir, dan Suriah. Wilayah-wilayah perluasan ini dicap kaum ultra-nasionalis sebagai bagian dari negara Israel di masa depan.
(rds)