Jakarta, CNN Indonesia -- Di usia praremaja (10-12 tahun), anak mengalami transisi menuju kedewasaan selanjutnya yang mempengaruhi kemampuan sosial, fisik, juga kognitifnya.
Dampaknya, anak terlihat lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah dan menata perilaku sosialnya. Hal ini terjadi karena anak pada dasarnya memiliki keterampilan.
Seperti dikutip dari www.parentfurther.com, berikut ini ciri-ciri anak praremaja:
Mengenali teman yang baikJangan heran, jika anak usia 10 tahun, sudah mulai memilih teman. Mereka memang mulai mengembangkan kemampuan sosial menerima teman yang baik dan tidak menurutnya. Tak apa, asal tekankan kepada anak untuk selalu bersikap baik kepada semua orang.
Mengenali kadar pertemananSejak usia 10 tahun, keterampilan sosial anak bertambah tajam sehingga ia mulai mengetahui lingkar dan kadar pertemanan. Pemahaman akan sahabat, teman biasa dan sekadar kenalan sudah mulai bisa ia rasakan. Keterampilan ini mempersiapkan anak untuk bisa menempatkan diri dalam pergaulan dan membawa diri dalam pergaulan baru. Jika tak dibekali dengan kemahiran bertoleransi dengan keinginannya dalam berteman, anak bisa menjadi pencemburu dan sulit diterima lingkungan. Ayah Bunda sebaiknya mendorong anak memiliki pergaulan yang luas, toleran, berempati, dan tidak egosentris.
Menyadari ada peer pressureDalam usia ini anak sudah mulai mengenal superioritas dan inferioritas seseorang dalam kelompok pertemanan. Keterampilan ini mendukung kemampuan sosial anak agar dapat berperilaku secara normatif di lingkungannya, mengingat tekanan sosial dapat membuat seseorang tak berlaku sembarangan. Sisi buruknya, kondisi ini dapat melahirkan
peer pressure (tekanan kelompok sebaya), juga berisiko menyebabkan
bullying (intimidasi).
Sebagai orangtua, ayah bunda sebaiknya memerhatikan betul perilaku, kebiasaan, dan perkembangan anak di usia ini. Kelekatan orang tua dan anak adalah kunci untuk mencegah
bullying dan dampak negatif
peer pressure.
Memahami kepercayaan dan tanggungjawabDi usia 11 tahun atau kelas 5 SD, anak mulai menambah keterampilan sosial penting lain, yakni memahami arti kepercayaan dan tanggungjawab. Ini adalah keterampilan sosial yang sangat penting bagi masa depannya karena merupakan cikal bakal disiplin diri dan integritas pribadi yang membuat ia diterima di lingkungan pergaulan, akademis dan pekerjaan kelak. Sebagai orangtua, ayah bunda perlu memupuk sisi positif dari kedua keterampilan sosial ini dengan memberi ia banyak latihan tanggung jawab, serta konsekuensi yang sepadan.
Menuntut keadilanSaat berusia 12 tahun, anak mulai memahami keadilan dan ketidakadilan. Rasa keadilan merupakan salah satu konsekuensi perkembangan kognitif anak terhadap konteks sosial. Saat anak belajar tentang keadilan, ayah bunda perlu memberi penjelasan bahwa tak segala hal harus sama rata.
(ded/ded)