Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti yang kita ketahui,
bullying masih sering sekali terjadi di seluruh Indonesia. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia, kasus
bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat.
Dari data statistik pada tahun 2016 ada 3.580 kejadian
bullying dan pada 2017 dari bulan Januari sampai 15 Juli 2017 sudah mencapai 976 pengaduan dan 117 di antaranya adalah pengaduan b
ullying. Salah satu contohnya, belum lama ini terjadi kasus
bullying di salah satu Universitas di Jakarta.
Namun, kasus
bullying tidak terjadi di kalangan anak remaja maupun dewasa saja. Bahkan terjadi di kalangan usia dini.
Bullying, menurut Andrew Mellor, seorang psikolog, adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi. Si korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
Lantas, bagaimana musik dapat membantu mengurangi masalah
bullying di kalangan anak-anak?
Menurut Hazrat Inayat Khan, manusia membutuhkan 2 asupan gizi, yaitu asupan gizi jiwa dan raga. Gizi raga diterima melalui makan dan minum, sedangkan gizi jiwa ialah musik.
Melihat pendapat Inayat Khan, kita dapat memberi kesimpulan bahwa musik itu merupakan sebuah kebutuhan. Dengan memilih jenis alat dan jenis musik yang tepat, musik dapat membantu menjaga kestabilan emosi anak.
Pendidikan musik manfaatnya sangatlah banyak untuk anak usia dini. Seperti, meningkatkan keterampilan akademik, melatih disiplin dan kesabaran, meningkatkan rasa percaya diri, memupuk keterampilan sosial anak, dan membantu stimulasi otak kanan dan otak kiri. Pendidikan musik di Indonesia saat ini relatif murah dan mudah untuk dipelajari. Apalagi, Indonesia adalah negara yang kaya akan musik dan budaya.
Peran orangtua sangat penting dalam mengenalkan musik sejak dini kepada anak. Bisa dengan cara mengajak anak menonton sebuah pertunjukan musik atau memberikan kesempatan anak untuk belajar musik di lembaga pendidikan musik formal maupun nonformal.
(ded/ded)