Ingin Memahami Seseorang? Dengarkan Dia

Deddy S | CNN Indonesia
Kamis, 12 Okt 2017 11:28 WIB
Kata ilmuwan, kalau kamu ingin memahami perasaan seseorang, cara paling efektif adalah dengan menutup mata dan gunakan telinga.
Ilustrasi tutup mata dan mendengarkan (Lysons_editions/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau kamu ingin memahami perasaan seseorang, cara paling efektif adalah dengan menutup mata dan gunakan telinga. Menurut ilmuwan, kita bisa lebih akurat dalam memahami emosi seseorang dengan mendengarkan dia, bukan melihatnya.

Begitulah hasil riset yang diterbitkan di jurnal American Psychologist. “Riset kami mendapati bahwa mengandalkan kombinasi vokal dan mimik wajah, atau hanya mengandalkan mimik wajah, bukanlah strategi terbaik dan akurat untuk mengenali emosi atau perhatian seseorang,” tutur Michael Kraus, PhD., dari Universitas Yale, sang penulis studi itu, seperti dilansir Science Daily, baru-baru ini.

Untuk melakukan penelitiannya, Kraus melakukan lima eksperimen dengan 1.800 partisipan dari Amerika Serikat. Pada tiap eksperimen, partisipan diminta berinteraksi dengan orang lain atau diperlihatkan interaksi antara dua orang.

Pada beberapa kasus, partisipan hanya boleh mendengar dan tidak melihat. Pada kasus lain, mereka bisa melihat tapi tidak bisa mendengar. Pada kasus lain pula, mereka bisa mendengarkan dan melihat. Pada satu kasus, partisipan diminta mendengarkan suara terkomputerisasi yang membacakan sebuah transkrip dari sebuah interaksi, yaitu suatu kondisi tanpa emosi manusia atau komunikasi manusia.

Apa hasilnya? Pada semua eksperimen, mereka yang hanya mendengarkan tanpa mengobservasi rata-rata bisa mengidentifikasi secara akurat emosi yang dialami si pembicara. Kecuali, saat mereka mendengarkan suara terkomputerisasi, yang hasilnya salah tebak semua.

Kebanyakan riset mengenai pengenalan emosional fokus pada wajah, penemuan baru ini membuka area penelitian baru. “Mungkin orang-orang terlalu memberi perhatian pada wajah, padahal suara punya konten yang cukup besar untuk memahami apa yang dirasakan orang lain secara akurat, temuan ini mengindikasikan kita harus fokus mempelajari vokalisasi emosi,” kata Kraus. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER