Terhambat #Aksi212, Ahok Batal Datangi Rumah Lembang

Puput Tripeni Juniman & Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Jumat, 02 Des 2016 12:18 WIB
Ahok sedianya dijadwalkan datang ke Rumah Lembang untuk mengikuti kampanye rakyat hari ini. Namun aksi #212 membuat lalu lintas padat.
Pasangan Ahok-Djarot di Rumah Lembang. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi demonstrasi yang digelar hari ini, Jumat (2/12), membuat calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) batal hadir di Rumah Lembang. Karena kondisi lalu lintas yang tidak menentu dan demi keselamatan, Ahok diminta tetap berada di kediaman pribadinya di Pantai Mutiara, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Menurut Media Relations Tim Pemenangan Basuki-Djarot, Clara Tampubolon, Ahok sebelumnya berkeras untuk tetap datang ke Rumah Lembang. Apalagi sejumlah pendukungnya juga sudah datang lantaran ingin secara langsung mendukung dan bertemu Ahok.

Clara membacakan pesan singkat yang dikirim Ahok, “Saya mohon maaf tidak bisa tiba di sana karena kondisi lalu lintas tidak memungkinkan ke Lembang. Saya pergunakan waktu di rumah untuk menandatangani buku-buku yang mau dijual oleh relawan untuk keperluan kampanye patungan dengan rakyat.”

Ahok meminta para pendukungnya yang sudah berada di Rumah Lembang untuk memaklumi kondisi tersebut.

Rumah Lembang selama ini dijadikan posko pemenangan untuk pasangan Ahok-Djarot. Setiap hari, di Rumah Lembang ada sekitar 1.000-1.300 warga yang datang bertemu Ahok dan Djarot untuk mengadukan masalah pelayanan publik, menyampaikan dukungan, doa dan berfoto bersama.

“Rata-rata kami menyiapkan 600-an porsi sarapan bubur ayam dan ketoprak di Rumah Lembang perhari,” tutur Clara.

Hingga hari ke 15 kegiatan Kampanye Rakyat di Rumah Lembang, tim penggalangan dana kampanye patungan mengumpulkan Rp659.625.888, sejak tanggal 16 November 2016 dan sudah dihadiri 12 ribuan warga Jakarta dan sekitarnya.

Hari ini, kampanye Rumah Rakyat di Rumah Lembang diisi dengan tausiyah dan doa oleh KH M Nukman Basori (Gus Nukman), pengurus Baitul Muslimin Indonesia.

Dalam tausiyahnya, Gus Nukman menjelaskan mengenai pemimpin daerah dan negara. "Kita harus bisa membedakan yang kita angkat itu pemimpin eksekutif, bukan pemimpin umat. Hal ini harusnya tidak dipertentangkan lagi dengan pendapat kita yang berbeda,” kata Gus Nukman. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER