Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mengeluhkan banyak calon pemilih belum masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Putu Artha menyatakan akan melaporkan persoalan ini ke Badan Pengawas Pemilu untuk dicarikan jalan keluar. Dia menuturkan saat ini tim pemenangan sedang mengidentifikasi persolan DPT itu.
Putu juga berharap Bawaslu bisa mencari tahu penyebab banyak warga tak masuk DPT.
"Bisa
human error atau
political error. Main politik untuk mengurangi pemilih calon tertentu. Kami laporkan ke Bawaslu biar mereka membukakan pintu untuk kemudian dimasukkan," kata Putu di Rumah Lembang, Jakarta, Kamis (8/12).
Banyaknya warga yang belum masuk DPT itu diketahui saat Tim pemenangan melakukan sidak kepada setiap warga yang datang ke kampanye Ahok di Rumah Lembang, hari ini.
Tim pemenangan meminta warga untuk mengecek namanya di daftar DPT melalui
website KPU Jakarta, www.kpujakarta.go.id. Dari hasil itu ditemukan banyak warga yang belum masuk DPT padahal memiliki e-KTP.
"Tadi pagi ada 40 warga, siang ada 39 yang tidak terdaftar. Jadi hal-hal yang begini yang masih perlu diperhatikan," tutur Putu.
Mantan komisioner KPU itu mencontohkan, Maulana, seorang warga yang berasal dari Cimanggis. Putu menyebut di rumah Maulana sudah ditempel stiker menyatakan Maulana sudah masuk DPT. Namun, ketika diperiksa, nama Maulana tak ada dalam data itu.
"Kan lucu,
sticker sudah ada tapi namanya belum terdaftar di KPU," ujar Putu.
Putu juga mendapati kasus sebuah RW yang hilang di DPT. RW yang memiliki 10 RT di Cililitan, Kramat Jati itu mempunyai sekitar 1000 pemilih. Akibatnya, menurut Putu, mereka tidak tahu akan memilih di TPS mana.
"Mereka tidak didata kemarin karena
lost, tidak ada. Tapi mereka punya KTP, nah ini menarik. Kan signifikan suaranya," tutur Putu.
Putu juga menyebut sebelumnya ada 100 warga yang namanya hilang dari DPT di Cengkareng Timur. Selain tak terdaftar, juga ditemukan kekeliruan dalam DPT itu.
Misalnya, Putu menemukan seorang pemilih bernama Yasinta yang memiliki KTP dengan alamat di Cengkareng. Namun dalam data KPU, Yasinta beralamat di Provinsi Riau. Padahal, data itu memiliki nomor induk kependudukan yang sama.
Putu lantas meminta ratusan warga yang hadir di Rumah Lembang untuk memeriksa kembali namanya dalam DPT. Putu juga meminta agar warga menghubungi tim pemenangan terdekat.
Tim pemenangan itu, kata dia, akan mendata dan menyelesaikan persoalan DPT itu. Putu menyebut tim pemenangan juga bakal membuka
hotline pengaduan untuk masalah DPT ini.
(wis/obs)