Jakarta, CNN Indonesia -- Pasangan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, berdiri satu panggung pada sebuah
talkshow yang diselenggarakan Kompas TV, Kamis malam (15/12).
Seperti biasa, Ahok-Djarot kompak mengenakan kemeja kotak-kotak. Para pendukung pun datang dengan seragam serupa. Sementara Anies-Sandi memilih mengenakan baju berwarna putih.
Anies menambahkan jas hitam sebagai luaran dan peci hitam. Sedangkan Sandi memakai peci dengan benang berwarna krem. Mereka tak seragam, meski semua pendukungnya datang dengan mengenakan baju warna putih.
Dalam paparannya, Anies menyebut pakaian yang ia kenakan merupakan pakaian sehari-hari. Namun ucapan Anies soal pakaian kemudian berlanjut dengan menyoroti pasangan calon lain yang mengenakan pakaian seragam dalam setiap kampanye.
"Kami berbaju seperti ini, sehari-hari begini, kami tidak menggunakan baju khusus untuk berkampanye. Karena kampanye kami bukan kosmetik, kampanye kami autentik," kata Anies di panggung debat.
"Kami ingin menunjukkan pada semua, kami hadir bukan sekedar kosmetik untuk kampanye," ujarnya.
Anies-Sandi memang jarang mengenakan seragam saat berkampanye. Itu sangat berbeda dengan dua pasangan lain, Ahok-Djarot dan Agus-Sylviana.
Tak ada yang tahu maksud Anies menyoroti seragam kampanye pasangan calon lain. Yang jelas, setiap pasangan memiliki alasan tersendiri di balik keputusan mengenakan pakaian seragam selama masa kampanye.
Pasangan Agus-Sylvi yang mengenakan kostum
tactical atau
tacticool, misalnya, mengatakan sengaja mengenakan itu karena pertimbangan kenyamanan.
Tactical suit biasa digunakan prajurit militer. Dibuat dari bahan campuran antara kain keras dan lunak (katun) menjadikan pakaian jenis ini nyaman dikenakan.
"Saya nyaman menggunakan ini dan saya menggunakannya tak hanya di militer, tapi juga di lapangan," kata Agus beberapa waktu lalu.
Meski ada bermacam modifikasi pada
tactical suit itu, Agus mengatakan, ada satu hal yang sama sekali tidak ia ubah, yakni logo bendera Merah Putih dan tulisan ‘Indonesia’ pada lengan kanan
tacticool.
"Ini (tacticool)
trademark saya, para pendukung, serta relawan. Tapi yang pasti, Merah Putih selalu di lengan kanan," kata Agus.
Tacticool seakan menandakan masa transisi Agus saat ini yang baru lepas dari dunia militer yang ia geluti selama 16 tahun terakhir.
Agus menegaskan, jati diri sebagai seorang prajurit tak hilang, dan dia akan membawa hal positif yang dia pelajari di kemiliteran untuk diimplementasikan ke dunia politik dan pemerintahan.
Tacticool adalah contoh paling sederhana dari itu.
Di sisi lain, pasangan Ahok-Djarot identik dengan kemeja kotak-kotak. Kepada awak media, beberapa waktu lalu Ahok mengungkapkan alasan menjadikan kemeja kotak-kotak sebagai seragam kampanye selama Pilkada.
Ahok mengatakan, sengaja mengenakan kemeja kotak-kotak untuk mengikuti gaya kampanye dirinya dan Joko Widodo kala bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Saat itu, duet Jokowi-Ahok memang mengenakan kemeja kotak-kotak sebagai ciri khas mereka. Perbedaannya hanya terletak pada corak kotak-kotak antara yang dikenakan pada 2012 dengan yang dikenakan pada 2016.
Ahok tak pernah bercerita soal makna khusus di balik kemeja kotak-kotak yang ia kenakan bersama Djarot. Dia hanya menyatakan, keinginannya untuk meneruskan program Joko Widodo yang belum terealisasi.
(wis/rdk)