Sylviana Soal Kampanye Hitam: untuk Naik Kelas Ada Ujian

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 03 Jan 2017 20:28 WIB
Salah satu bentuk kampanye hitam itu, menurut Sylviana Murni adalah video rekaman wawancara Agus Yudhoyono soal kota terapung.
Cagub Agus Harimurti Yudhoyono dan calon wakil gubernur DKI Jakarta 2017 Sylviana Murni mengklaim mendapat serangan kampanye hitam beberapa pekan terakhir. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sylviana Murni mengaku dirinya dan Agus Harimurti Yudhoyono mendapat serangan kampanye hitam atau black campaign bertubi-tubi beberapa waktu belakangan. Namun Sylviana enggan menanggapi serangan itu. Ia menilai kampanye hitam terhadapnya sebagai bentuk ujian menuju kelas yang berbeda.

Kelas yang dimaksud Sylviana adalah jabatan gubernur dan wakil gubernur yang sekarang sedang dia dan Agus Yudhoyono incar.

"Saya yakin bersama Mas Agus dan tim, kami harus melalui ujian ini. Kan, kalau mau naik kelas harus ada ujiannya," kata Sylvi saat ditemui di Penjaringan, Selasa (3/1).

Ada beberapa hal yang disebut tim pemenangan Agus-Sylvi sebagai serangan black campaign terhadap pasangan nomor urut satu tersebut.

Yang pertama adalah video yang beredar di media sosial yang menampilkan gambar Agus berbicara mengenai kota terapung. Video itu viral di media sosial dan membuat Agus diolok-olok oleh warga.

Serangan kedua adalah status salah satu tersangka kasus makar, Jamran, yang disebut Polda Metro Jaya sebagai salah satu anggota tim pemenangan Agus-Sylvi.

Informasi itu langsung dibantah oleh Ketua tim pemenangan Agus-Sylvi, Nachrawi Ramli, yang menyatakan Jamran bukan bagian dari tim pemenangan. 

Kampanye hitam lainnya adalah video penolakan warga terhadap kehadiran cagub Basuki Tjahaja Purnama. Di akhir video tersebut warga yang menolak kehadiran Ahok sempat berbincang dengan seseorang yang menyebut nama "tim Agus-Sylvi".

Sylvi menyatakan tak merasa takut atau berkeinginan untuk membalas black campaign. Sylvi menegaskan selama mereka memahami kondisi maka mereka tak perlu melakukan hal yang menyimpang dari aturan.

"Saya yakin kami memahami kondisi ini, kami memaafkan dan yang penting tak melakukan hal menyimpang," ujarnya. (wis/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER