Jakarta, CNN Indonesia -- Matahari mulai muncul setelah hujan mengguyur sebagian kota Jakarta pada siang menjelang sore hari tadi. Tak lama setelah itu, rombongan gerilya lapangan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono sampai di Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Senin (9/1).
Seperti biasa, Agus datang mengenakan pakaian hitam yang menjadi ciri khasnya. Teriakan "Agus-Sylvi, Agus-Sylvi," bergema di lokasi sebagai penanda sambutan terhadap calon gubernur nomor urut satu itu.
Tetapi sambutan terhadap Agus sempat diwarnai provokasi. Pemicunya adalah aksi dari salah seorang warga yang meneriakkan nama Anies (Baswedan) di tengah warga yang menyambut Agus. Anies Baswedan merupakan calon gubernur yang berpasangan dengan Sandiaga Uno di Pilkada DKI 2017.
Agus memang tidak terlalu terpengaruh dengan teriakan tersebut. Namun tidak demikian dengan relawan dan pendukungnya. Mendengar teriakan itu, pendukung Agus sontak bereaksi.
Salah seorang relawan mendekati orang yang meneriakkan nama Anies tersebut dan menanyakan maksud dari aksinya.
"Maksudnya apa? Maksudnya apa? Maskudnya apa, Anies, Anies, Anies tadi? Kamu mau provokasi? Provokator, ya?" kata salah seorang relawan Agus-Sylvi.
Suasana sempat menegang. Namun relawan Agus memberikan kesempatan kepada pria tersebut untuk menjelaskan motif dari teriakannya.
"Ya saya minta maaf, ini saya minta maaf. Maaf bang, maaf," kata pria tersebut.
Permintaan maaf itu berhasil menenangkan suasana. Namun, relawan Agus-Sylvi sempat meminta Kartu Tanda Penduduk (KTP) pria itu. Berdasarkan KTP, pria itu bernama Muhammad Firdaus.
Firdaus kemudian dilepaskan oleh relawan setelah menjawab beberapa pertanyaan.
Tak banyak informasi yang diungkapkan oleh relawan AGus-Sylvi perihal asal-usul dan motif Firdaus meneriakkan kata Anies.
Sementara, juru bicara tim pemenangan Agus-Sylvi, Rico Rustombi saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui insiden tersebut.
"Saya enggak dengar ada yang teriak seperti itu. Tapi yang pasti di sana ada polisi, ada petugas KPU (DKI Jakarta), mereka tahu cara meng-
handle," kata Rico usai mengunjungi Rumah Susun Tenaga Kerja Bongkar Muat, Cilincing, Jakarta Utara.
"Kan, aturan mainnya setiap pasangan calon melakukan kampanye tidak boleh ada pihak yang memprovokasi yang sangat mungkin menimbulkan keributan," ujarnya.
(wis/obs)