Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta mencadangkan 2.000 surat suara untuk mengantisipasi pemungutan suara ulang. Jumlah itu sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum.
"Kalau misalnya ada pemungutan suara ulang, maka surat suara tersebut akan digunakan," kata Komisioner KPU Jakarta Mohamad Fadilah di Jakarta, Rabu (11/1).
Pemungutan suara ulang dilakukan jika terjadi pengiriman surat suara yang salah di suatu TPS. Selain itu, pemungutan suara bisa diulang jika ditemukan pemilih yang menggunakan hak pilihnya di TPS yang tak sesuai domisili.
Pemungutan suara ulang baru dapat dilakukan jika panitia pengawas merekomendasikan hal tersebut ke KPU DKI Jakarta.
Produksi surat suara Pilkada DKI telah dimulai sejak Senin (9/1). Fadilah mengatakan, hingga saat ini tidak ada kendala dalam produksi logistik pilkada.
"Sempat ada kejadian mati lampu di tempat produksi. Kami sudah imbau perusahaan untuk antisipasi hal itu. Perusahaan juga sudah punya genset untuk mengantisipasi," katanya.
Produksi surat suara Pilkada DKI dilakukan di Makassar sesuai katalog pemesanan elektronik (e-catalog). Biaya yang dikeluarkan untuk mencetak surat suara sekitar Rp700 juta.
Produksi surat suara Pilkada DKI diperkirakan selesai pada 17 Januari atau dua hari lebih cepat dari kesepakatan. "Kata vendor delapan hari selesai. Saya rasa mereka sudah bisa mulai kemarin. Tanggal 17 selesai, kirim ke Jakarta pakai kapal," ujar Komisioner KPU DKI Betty Epsilon Idroos.
Setelah tiba di ibu kota, surat suara akan diserahkan ke enam KPU Kabupaten/Kota. Pelipatan dan sortir surat suara akan dilakukan sebelum dikirimkan ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Setelah diterima PPK, surat suara diantar ke kelurahan. Dari sana, panitia pemungutan suara akan mendistribusikan logistik untuk hari pemilihan ke TPS sekitar.