Ahok Bidik Warga Bantaran Kali Pesanggrahan untuk Direlokasi

CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 18:36 WIB
Relokasi warga yang menjadi sasaran Ahok agar proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) atau normalisasi sungai di ibu kota dapat segera diselesaikan.
Basuki Tjahaja Purnama bersama seorang warga di Cililitan saat memantau Sungai Curuk yang penuh dengan sampah. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat menyambangi sejumlah rumah di bantaran Kali Pesanggrahan berusaha 'merayu' para warga agar bersedia direlokasi ke rumah susun. 

Relokasi warga yang menjadi sasaran Ahok agar proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) atau normalisasi sungai di ibu kota dapat segera diselesaikan.

"Ulujami kan suka longsor, jadi saya mau pastikan, apakah warga setuju (untuk direlokasi) atau tidak," ujar Ahok di bantaran Kali Pesanggrahan, Ulujami, Jakarta Selatan. Saat berkampanye Ahok juga membagi-bagikan buku biografi karangan Rudi Kurawa berjudul A Man Called Ahok.
Menurut Ahok, meskipun berat, sebagian warga yang rumahnya sempat ia datangi tadi sudah setuju untuk direlokasi. "Walaupun ada yang bilang, 'Kalau bapak janji enggak bongkar, saya mau pilih bapak'. Tapi saya kira, tidak boleh bohongi warga dalam rangka pilkada," tegasnya.

Pasalnya, Ahok menambahkan, sebagian besar bantaran Kali Pesanggrahan tidak mengandung batu cadas. Saat kiriman hujan datang sangat besar, maka potensi terjadi longsor bisa saja tak terelakkan.

"Itu satu rumah saja sudah pernah roboh," ucapnya.
Selama menjadi Gubernur, Ahok telah beberapa kali melakukan normalisasi sungai di ibu kota. Beberapa lokasi yang telah dinormalisasi adalah kawasan bantaran sungai di Kalijodo dan Bukit Duri.

Ahok juga sempat melakukan penggusuran di kawasan Kampung Pulo, Bidara Cina, Pasar Ikan, dan bantaran Kali Krukut di Jakarta Pusat.

Aksi gusur seperti itu memang sudah jadi 'gaya' sang petahana. Lantas saat mencalonkan diri kembali jadi gubernur DKI Jakarta, tak ada hal spesifik yang sengaja ia ubah dari gayanya itu.

"Pilih enggak pilih, saya tetap harus bongkar (rumah di bantaran Kali Pesanggrahan). Saya enggak mau bohong," tegas Ahok.
Lagi pula, menurut Ahok, masyarakat Jakarta sudah cerdas. Terlebih, pertumbuhan ekonomi di Jakarta terus membaik. Pada akhirnya, ujar Ahok, praktik money politik saat pemilu sekalipun tak akan berdampak besar untuk menentukan hasil Pilkada mendatang.

"Ngapain sih, terima duit beberapa ratus ribu, terus kamu hidup susah buat 5 tahun ke depan," ujarnya.

Selain itu, saat ini tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil Gubernur Ahok-Djarot telah menjalin kerja sama dengan Tim Independen Kawal Pemilihan Kepala Daerah. Pengawasan itu dilakukan menggunakan aplikasi bernama Kawal Pilkada.

"(Tujuan) kita membuka kerja sama dengan Kawal Pilkada ini supaya masyarakat dapat terlibat untuk mengawasi (jalannya pilkada)," kata Ahok.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER