Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai debat ketiga antar calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta dipenuhi aura negatif. Ketiga pasangan disebut lebih suka mengangkat sisi negatif lawan mereka.
"Mungkin karena semua pasangan calon dipengaruhi suasana emosi," kata Karyono kepada CNNIndonesia.com, Jumat (10/2), usai debat terakhir antarpasangan calon.
Meski demikian, menurut dia, secara keseluruhan pasangan Ahok-Djarot masih lebih unggul dibanding dua pasangan lain. Jika diurut, Karyono menempatkan Ahok-Djarot sebagai pemenang debat, disusul pasangan Anies-Sandiaga dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni.
"Hasilnya tidak jauh beda dengan debat sebelumnya. Tapi pasangan calon petahana memang lebih unggul. Yang sama adalah suasana kontras masing-masing pasangan calon," ucap Karyono.
Menurutnya, suasana kontras terlihat dari kritik dan sindiran yang dilontarkan ketiga pasangan calon sepanjang debat. Karyono menilai pasangan Agus-Sylvi lebih emosional ketimbang dua pasangan lain.
Hal ini terutama terlihat saat pasangan nomor urut satu itu menjawab pertanyaan Djarot soal program pembangunan rumah untuk warga Jakarta.
"Emosinya kurang terkontrol, sehingga jawaban yang disampaikan kurang artikulatif dan sistematis. Mungkin karena mereka ingin membuat
positioning kontras dengan pasangan Ahok-Djarot," kata Karyono.
"Ya, namanya berdebat pasti cari kelemahan pasangan calon lain, tapi cara menyampaikan juga harus benar," ujarnya.
Untuk pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Karyono menilai keduanya terlihat lebih
soft. Anies dan Sandi, kata dia, menyerang pasangan lain tidak terlalu keras.
Debat malam ini menjadi debat terakhir setelah dua rangkaian debat sebelumnya. Esok hari, masing-masing pasangan calon akan melakoni kampanye terakhir. Setelah itu KPU DKI Jakarta menetapkan masa tenang selama tiga hari, sejak 12 Februari sampai 12 Februari. Hari pemungutan suara berlangsung pada 15 Februari 2017.
Karyono mengatakan, debat terakhir ini bukan satu satunya penentu kemenangan di Pilkada DKI Jakarta. "Dampaknya tidak terlalu signifikan mempengaruhi pemilih karena sebagian besar pemilih pada umumnya sudah menentukan pilihan sebelum debat terakhir," tutur Karyono.
(wis)