Tengok Banjir Cipinang Melayu, Anies Sebut Normalisasi Mandeg

CNN Indonesia
Senin, 20 Feb 2017 14:21 WIB
Banjir di Cipinang Melayu memaksa ratusan warga mengungsi dari rumahnya. Cagub Anies Baswedan mempertanyakan program normalisasi sungai yang dinilainya mandeg.
Anies Baswedan meninjau lokasi terdampak banjir di Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur (20/2). (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau lokasi banjir di Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur hari ini (20/2). Ia mempertanyakan mandegnya proyek normalisasi sungai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Pembangunan normalisasi berhenti mulai di 2014, makanya ada masalah apa karena kalau itu berjalan harusnya bisa selesai dengan baik," kata Anies usai meninjau lokasi.

Menurut Anies, warga ikut mengeluhkan soal mandegnya normalisasi dan berharap normalisasi bisa dilanjutkan. "Coba nanti diliat rencana 2014, karena menurut laporan berhenti di 2014, kenapa tidak terlaksana," katanya.
Anies menjelaskan, normalisasi sungai bukan satu-satunya jalan untuk mengatasi banjir. Selain normalisasi, kata dia, perlu juga pembangunan sumur resapan.

Menurut Anies, persoalan banjir merupakan persoalan bersama antara gubernur, warga, para ahli, dan pemerintah daerah lain, karena bisa saja banjir terjadi karena kiriman dari daerah lain.

Banjir di Cipinang Melayu hari ini telah memaksa ratusan warga mengungsi. Di Masjid Universitas Borobudur, warga yang mengungsi mencapai 375 jiwa.

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur Benny Marta mengatakan, pengungsi berasal dari RW 4. Sedangkan warga RW 3 mengungsi di mushola Al Mukarohim, Cipinang Bali. Namun ia belum tahu jumlah pasti pengungsi dari RW 3.
Sejumlah bantuan bagi pengungsi sudah diberikan di antaranya makanan siap saji, matras, selimut, susu ibu hamil, dan biskuit. Selain itu juga terdapat posko kesehatan. Bantuan ini berasal dari Pemprov DKI, Dinas Sosial, BPBD, dan Puskesmas.

"Bantuan makanan siap saji, dari semalam, sarapan sudah, malam kalau memang masih di sini kita kasih makan," katanya.

Kondisi terkini untuk ketinggian air bervariasi. Paling tinggi air mencapai sekitar satu meter lebih. Ia mengatakan air tak kunjung surut akibat hujan yang tidak berhenti dari kemarin.
Pengungsi rata-rata perempuan dan anak-anak, sementara pria dewasa memilih menjaga rumah.

"Menunggu sampai surut, kalau surut mereka pulang. Mudah-mudahan enggak bertahan lama (di lokasi pengungsian), hujan berhenti (lalu) air surut," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER