Jakarta, CNN Indonesia -- Acara pengukuhan pengurus dewan pimpinan pusat Partai Hanura hari ini dihadiri sejumlah elit partai, termasuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Yang menarik, acara itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romarhumuziy dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.
Di ajang Pilkada DKI Jakarta, Hanura berbeda dukungan dengan PPP dan PAN. Hanura mendukung Ahok-Djarot, sementara PAN dan PPP mengusung pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang hampir dipastikan gagal menembus putaran kedua.
Selain PAN dan PPP, Agus-Sylvi juga didukung oleh PKB dan Partai Demokrat. Namun dari keempat partai itu, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, hanya Ketua Umum PPP dan PAN yang menghadiri acara pengukuhan pengurus DPP Partai Hanura. Ketua Umum Partai Demokrat dan PKB tak terlihat di acara yang digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (22/2).
PPP dan PAN saat ini belum memutuskan siapa pasangan calon yang akan mereka dukung di Pilkada DKI putaran kedua. Suara mereka diperebutkan oleh koalisi pendukung Ahok-Djarot dan koalisi pendukung Anies-Sandiaga.
Dukungan PAN dan PPP dianggap penting karena mewakili aspirasi umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di ibu kota.
Di acara Hanura, Ketum PPP dan Ketum PAN duduk berdekatan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh yang mendukung Ahok. Posisi ini tak luput dari sindiran ketua Umum Partai Hanura Osman Sapta Odang.
"Pak Surya Paloh nomor berapa, pak? (dijawab mengacungkan dua jari oleh Surya Paloh). Tetap konsisten ya, Pak Paloh," kata Osman yang disambut tawa kader Hanura.
Selain elit-elit tersebut, acara Hanura juga dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan sejumlah anggota kabinet.
Dalam pidato pembukaan acara itu, Osman juga sempat menyindir soal perpindahan dukungan antarpartai politik, yang dianggapnya wajar.
"Saya bangga dengan partai yang pindah-pindah, yang penting untuk kepentingan negara. Partai sayapun kalau diambil silakan,” tutur Osman.
(wis/yul)