Poros Cikeas Tak Lagi Komunikasi Pasca AHY Akui Kekalahan

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 02 Mar 2017 18:50 WIB
Tanpa komunikasi, Poros Cikeas belum memastikan apakah akan kompak mengalihkan dukungan ke salah satu pasangan calon, atau berjalan sendiri-sendiri.
Sejumlah Ketua Umum Partai dari Poros Cikeas yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Poros Cikeas yang terdiri dari empat partai politik pengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sudah lama tidak menjalin komunikasi. Situasi itu terjadi sejak Agus menyampaikan pidato kekalahannya di putaran pertama Pilkada DKI Jakarta, 15 Februari lalu.

Poros Cikeas terdiri dari Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Amanat Nasional. Ketiadaan komunikasi tersebut memicu ketidakjelasan apakah Poros Cikeas akan kompak mengalihkan suara ke salah satu pasangan calon, atau tidak.

Ketua Umum Partai PPP Romahurmuziy mengungkapkan komunikasi hanya berjalan secara pribadi, antar ketua umum partai. "Komunikasi antara empat partai pendukung tak ada, kalau satu persatu seperti saya komunikasi dengan Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan Pak Zulkifli Hasan ada," kata Romy saat ditemui di kompleks DPR/MPR RI, Kamis (2/3).

Romy mengatakan PPP memilih untuk menunggu lantaran Partai Demokrat bersifat sebagai pemimpin koalisi pasangan Agus-Sylvi.

Menurutnya, komunikasi perlu dilakukan karena sebelumnya empat partai politik tersebut pernah sama-sama mengusung calon di Pilkada DKI Jakarta. Namun untuk memastikan apakah empat partai itu akan satu suara di putaran dua nanti, Romy mengatakan kemungkinan itu sulit terlaksana.

"Jika melihat tingkat komunikasi pasca pidato kekalahan Agus sepertinya untuk tetap bersama belum ada tanda-tandanya," katanya.

Belum Bersikap

Di saat koalisi partai pengusung Agus-Sylvi tampak tidak kompak, Romy mengatakan PPP belum menentukan sikap akan mendukung salah satu pasangan calon di putaran dua Pilkada DKI.

Romy beralasan keputusan soal arah koalisi di Pilkada DKI tak bisa dilepaskan dari pertimbangan dewan pimpinan wilayah PPP di seluruh Indonesia.
Pertimbangan DPW dari seluruh Indonesia dibutuhkan karena Pilkada DKI merupakan barometer dari nuansa politik nasional yang hasilnya akan berimbas pada persepsi publik di daerah tentang partai politik.

"Kami mendengar masukan wilayah dan cabang, dan kami akan mengambil keputusan setelah melalui mekanisme pengurus harian dan majelis tinggi karena persoalan ini terlalu penting jika diputuskan di level DPW," katanya.

Atas pertimbangan itu, Romy mengingatkan pada DPW PPP DKI dan DPC di DKI untuk tidak terlebih dahulu bersikap sebelum ada keputusan resmi dari DPP.
(wis/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER