Berebut Suara Agus dan Undecided Voters Demi DKI 1

CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 10:22 WIB
Memperoleh suara undecided voters tidaklah mudah. Mereka yang masuk ke dalam segmen itu adalah pemilih kritis dan rasional.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil rekapitulasi suara di putaran pertama, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 2.364.577 suara atau 42,99 persen; Anies-Sandi 2.197.333 suara atau 39,95 persen; dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 937.955 suara atau 17,05 persen.

Belum lama penetapan itu keluar, Lembaga Media Survei Nasional (Median) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) langsung tancap gas memprediksi pasangan mana yang akan memenangkan Pilkada di putaran kedua.

Prediksi kedua lembaga survei terbilang mengejutkan. Keduanya sama-sama menyebut pasangan Anies-Sandi berhasil mengungguli elektabilitas yang dimiliki Ahok-Djarot di putaran pertama.

Dalam hasil survei Median yang dilakukan terhadap 800 responden pada 21-27 Februari 2017 menyebut, elektabilitas Anies-Sandi meningkat 6,3 persen menjadi 46,3 persen dan Ahok-Djarot menjadi 39,7 persen, 3,3 persen.
LSI yang melakukan survei pada 23 Februari-3 Maret 2017 terhadap 400 responden menyatakan, pasangan Anies-Sandi memperoleh dukungan 49,7 persen dan pasangan Ahok-Djarot 40,5 persen.

Meski kedua lembaga survei menyebut Anies-Sandi sebagai pemenang jika pemilihan putaran kedua dilakukan ketika survei dikerjakan, nyatanya pasangan itu belum bisa memperoleh dukungan mayoritas atau lebih dari 50 persen.

Mereka hanya sama-sama menyampaikan, ada dua segmen penting yang bisa dijadikan modal untuk meraih kemenangan di putaran dua: menggaet suara pemilih Agus-Sylvi dan undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan).

Jika ditelisik lebih jeli, kedua segmen itu memang terbilang strategis untuk dijadikan bekal memenangkan putaran kedua.
Dalam segmen pemilih Agus-Sylvi, ada 930 ribuan suara yang bisa digaet masing-masing calon untuk memperoleh suara mayoritas. Setiap calon bisa unggul telak jika 100 persen suara pemilih Agus-Sylvi di putaran pertama bergabung.

Dalam hitungan matematis, suara Ahok-Djarot bisa bertambah menjadi 60,04 persen jika seluruh suara pemilih Agus-Sylvi berhasil digaet. Sementara Anies-Sandi yang pada putaran pertama memperoleh bakal memperoleh 57 persen suara.

Hasil Survei Median pasca keputusan KPUD DKI menyebut, baru sekitar 45 persen pemilih Agus-Sylvi yang telah mengalihkan dukungannya, yaitu sebanyak 10 persen kepada Ahok-Djarot dan 35 persen kepada Anies-Sandi. Sementara sisanya masih belum menentukan pilihan.

Di sisi lain, LSI menyebut, sudah ada 63,3 persen pendukung Agus-Sylvi yang mengalihkan suara kepada pasangan Anies-Sandi dan hanya 12,3 persen yang beralih ke Ahok-Djarot, serta 24,4 persen masih belum menentukan pilihan.
Meski terbilang lebih kecil dari persentase pemilh Agus-Sylvi, segmen undecided voters juga bisa menjadi penentu bagi calon memperoleh suara mayoritas.

Hasil survei Median menyebut, ada 14 persen dan LSI ada 9,8 persen pemilih yang belum menentukan pilihan di putaran kedua. Besaran persentase itu jika dikalkulasikan secara utuh ke masing-masing calon bisa menjadi penentu kemenangan.

Akan tetapi jika melihat fakta, memperoleh suara undecided voters tidaklah mudah. Pada umumnya, mereka yang masuk ke dalam segmen tersebut adalah pemilih yang kritis dan rasional ketika akan menentukan pilihan.

Mereka secara matang mempertimbangkan latar belakang partai, rekam jejak, hingga karakter personel sebagai indikator menentukan sikap dalam gelaran pesta demokrasi tersebut.

Pola karakter pemilih dari kalangan undecided voters dilakukan untuk mencegah kekecewaan jika calon yang dipilih tidak sesuai dengan harapan.

Pasca kampanye putaran dua dimulai, kedua pasangan calon sudah harus memiliki startegi matang untuk setidaknya menggaet dua segmen potensial tersebut. Jika berjalan lancar, bukan tidak mungkin dukungan dua segmen memberi andil besar dalam perolehan suara mayoritas.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER