Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsonoono mengatakan masih ada sebanyak 5530 warga Jakarta yang belum merekam KTP elektronik atau e-KTP dan belum tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 putaran dua.
"Total yang belum merekam (e-KTP) itu sebenarnya ada 59.911, tapi tidak usah khawatir. Dari angka ini, sebanyak 54.381 sudah masuk DPT. Dengan demikian, yang belum merekam dan belum masuk DPT tinggal 5.530," ujar Soni, sapaan Sumarsono, usai rapat koordinasi bersama KPU DKI Jakarta di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, pada Rabu (8/3).
Terkait hal tersebut, Soni mengatakan pihaknya akan membuka posko-posko pendaftaran untuk memfasilitasi warga yang belum tercatat dalam DPT untuk mendapatkan hak politiknya.
"Kami juga akan terus kejar (pendataan DPT) ke apartemen-apartemen. Di lapas-lapas, juga rusun (rumah susun). Untuk rusun, nanti juga akan dikoordinasikan dengan Dinas Perumahan. Karena itu saya berharap walikota dan RT bisa membantu," kata Soni.
Selain itu, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini mengatakan akan mengantisipasi lonjakan angka pemilih secara tiba-tiba yang kemungkinan jelang hari pencoblosan. Salah satunya dengan menetapkan batas akhir pemberian surat keterangan (suket) pengganti e-KTP lebih cepat dari batas penetapan pada putaran pertama.
"Kalau dikeluarkan H-1, dikhawatirkan di detik-detik terakhir (jumlah pemilih) akan membludak. Oleh karena itu, kami harus kaji kembali bersama Bawaslu dan KPU DKI Jakarta untuk penetapan waktu terakhir keluarnya suket tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala KPU DKI Jakarta Sumarno berharap masyarakat pun dapat lebih aktif mengawal jalannya proses pendataan daftar pemilih jelang putaran dua April mendatang.
"Setelah kami umumkan, kami akan memberikan kesempatan bagi warga untuk mengecek lagi. Kalau belum terdaftar, lapor lagi. Sampai nanti sebelum penetapan DPT sekitar 6 April," ujarnya.
(rah)