Pandji banyak membantu penyesuaian karakter Anies-Sandi di media sosial. Media sosial bagi Pandji adalah sarana yang sangat efektif menggaet pemilih pemula --tentunya dengan gaya khas Pandji yang penuh canda dan lelucon.
"Sekarang anak muda bersosialisasi di Twitter dan Instagram. Di situlah tempat mereka kumpul, tempat tukar gagasan dan dapat informasi baru. Di situlah gua bekerja," kata Pandji.
Twitter dan instagram menjadi media sosial gacoan Pandji. Dua media sosial itu ia gunakan sesuai proporsi kebutuhan kampanye. Bila ingin melempar informasi singkat, ia menggunakan twitter. Bila ingin menyampaikan penjelasan secara visual ia menggunakan instagram.
Selain itu, Pandji juga memiliki situs yang diberi nama Pandji.com. Di samping tulisan-tulisan yang tidak berkaitan dengan Pilkada, ia sering membedah sejumlah program Anies-Sandi yang banyak dipandang sebelah mata, seperti OK OCE dan rumah hunian terjangkau tanpa uang muka atau DP nol rupiah.
Setiap postingan Pandji di sosial media berkaitan kampanye rupanya sudah diatur oleh tim pemenangan. Ada jadwal kapan harus berbicara di media sosial dan ada materi yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. Terkadang Pandji juga bersifat aktif dan kadang bersifat pasif.
"Ya seperti cara cowok lagi deketin cewek aja. Kasih jarak dulu biar kangen, jangan ditempel terus," kata Pandji sambil tertawa.
Cara yang dia terapkan terbukti efektif menjaga dan menambah pengikut di media sosial. "
Followers di twitter sekarang sekitar satu juta, sebelumnya sekitar 960 ribuan.
Subscriber YouTube kemarin naik jauh banget, kaget gue. Situs Pandji.com itu juga tumbuh signifikan," kata Pandji.
Di samping
followers yang banyak, di situs pribadi atau akun media sosial ejekan atau bully tetap saja ada. Bully dan sosial media bagai dua sisi mata uang yang memang tidak bisa dipisahkan. Pandji memiliki cara tersendiri dalam menghadapi bully, ia tidak pernah memblokir netizen yang mem
bully.
Menurut Pandji,
bully adalah bentuk lain dari beropini dan tidak salah. Pandji sendiri mencari uang dari beropini lewat
stand up comedy. Ia merasa tidak adil bila membenci seseorang namun ia melakukan hal yang sama.
"
Bully itu memang tidak untuk diatasi, gue punya prinsip dekatkan orang yang mem
bully kita, ajak ngobrol. Gua sama
buzzer pak Basuki (Ahok) begitu, sampai kami merasa seperti ada hubungan benci tapi cinta," kata Pandji.
Dengan prinsip itu Pandji tidak pernah khawatir menghadapi
Bully.
Bully hanya sebatas di sosial media yang ia anggap biasa saja. Trik-trik itu yang membuat Pandji berhasil menarik netizen yang mayoritas dihuni pemilih pemula.
Terkadang Pandji juga melakukan kampanye di luar sosial media. Seperti menghadiri undangan di televisi sebagai juru bicara Anies-Sandi. Saat tampil di televisi ia menerapkan hal yang sama dengan sosial media. Agar pengikutnya tak lepas dari genggaman.
"Gue kalo di TV lebih banyak bercanda, ketika dibutuhkan serius gue serius, tapi secara umum lebih banyak lucu karena gue pengen kelihatan sama anak muda," kata Pandji.
(gil)