Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan ada oknum pemerintah yang menjegal pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 2017.
Pernyataan itu ia sampaikan setelah evaluasi kampanye bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik dan Calon Wakil Gubernur Sandiaga Uno di kediaman Prabowo, Kertanegara, Kebayoran Lama, Jakarta selatan.
"Ya pasti (putaran kedua Pilkada DKI) berat karena kita menghadapi oknum kekuasaan sekarang ini. Segala macam, tadi ada laporan tak bermutu saja dilaporkan. Jadi pendekatan sudah irasional yang dilakukan oknum di penguasa," kata Fadli usai evaluasi, di Jakarta, Jum'at (10/3).
Fadli memang tidak menjelaskan laporan apa yang ia maksud. Namun, hari ini Calon Gubernur Anies Baswedan dilaporkan Direktur Government Against Corruption and Discrimination (GACD) Andar Situmorang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Situmorang menduga Anies menyelewengkan dana hingga Rp146 miliar saat pameran Frankfurt Book Fair pada 14-18 Oktober 2015. Jumlah itu dinilai berlebihan dan tak sesuai dengan gelaran pameran tersebut.
Saat ditanya lebih lanjut, Fadli enggan menjelaskan siapa oknum kekuasaan tersebut. Namun ia memastikan oknum itu ada dan terlihat.
"Itu seperti terasa tapi sulit dibuktikan. Tapi jelas sekali kok dari penguasa yang tertinggi. Ya tertinggi, pikir saja kira-kira siapa," kata Fadli.
Fadli menjelaskan solusi dari permasalahan itu ada di tangan warga Jakarta. Pasalnya warga Jakarta yang menentukan siapa pemimpin yang mereka inginkan.
Politisi yang menjabat sebagai wakil ketua DPR ini berharap Pilkada DKI bisa berjalan dengan jujur dan adil. Ia meminta aparat penegak hukum, KPU DKI dan Bawaslu DKI untuk bersikap netral. Tidak memihak pada salah satu pasangan calon.
Tidak perlu dipersoalkan Lebih lanjut, Fadli mengimbau untuk tidak memperpanjang persoalan seputar kehadiran Ketua KPU DKI Sumarno dan Ketua Bawaslu DKI Mimah Susanti dalam rapat internal bersama Ahok-Djarot. Ia menilai itu hanya pertemuan biasa.
"Menurut saya tidak perlu kita besarkan selama tidak ada rencana kecurangan di Pilkada. Kalau ketemu dengan paslon, lain waktu juga bisa kita undang," kata Fadli.
Secara terpisah, Sandi mengatakan Prabowo santai menanggapi isu miring yang menerpa pasangan calon nomor urut tiga. Saat evaluasi Sandi menyampaikan bahwa Anies dilaporkan ke KPK dan dirinya yang akan dipanggil oleh Polsek Metro Tanah Abang sebagai saksi dalam kasus dugaan pencemaran nama baik.
"Dia bilang '
you're big boy, you can handle it'. Jangan terlalu melodrama, hadapi saja kalau mau jadi pemimpin, apa yang dia lalui di 2004 dan 2009 jauh lebih dahsyat dari itu. Jadi untuk jadi pemimpin jangan cengeng dan hadapi," kata Sandi.
(rah)