Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra menginstruksikan petugas partai untuk berkampanye meraih basis komunitas yang bukan berasal dari Jakarta namun tinggal di ibu kota untuk meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan-Anies Sandi.
Strategi yang dimaksud adalah pengurus partai yang bukan kelahiran Jakarta, namun tinggal di ibu kota akan ditugaskan meraih basis massa dari tempat dia berasal. Misalnya, pengurus yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, akan ditugaskan untuk meraih basis warga Makassar yang tinggal di Jakarta.
Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan partai menginstruksikan seluruh tokoh dan pengurus partai di seluruh Indonesia untuk terlibat dalam pemenangan Pilkada DKI putaran kedua. Dia menuturkan pengerahan seluruh kader dan pengurus partai itu terkait dengan posisi Jakarta yang strategis.
Tak hanya itu, dinamika dalam Pilkada DKI juga menjadi salah satu penyebab di balik instruksi tersebut.
“Gerindra melihat Pilkada DKI ini menjadi penting karena ada di Ibu Kota. Kami akan meminta pengurus terjun langsung. Saya kira semua potensi kami turunkan untuk memenangkan ini (Anies-Sandiaga),” ujar Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/3).
Fadli mengatakan, dua fokus utama instruksi tersebut adalah untuk meningkatkan perolehan suara Anies-Sandiaga dan menjaga Tempat Pemungutan Suara pada waktu pencoblosan pada 19 April 2017. Ia menilai, pengerahan massa di TPS dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan.
“Kami akan berada di TPS itu lebih banyak orang untuk mengawasi. Kami juga tidak ingin ada provokasi fisik,” ujarnya.
Prabowo Turun GunungFadli menambahkan, selain kader dari luar Jakarta, dirinya dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto juga akan turun langsung mendukung pasangan Anies-Sandi. Ia mengaku, telah diinstruksikan untuk dapat mendulang suara di kawasan Jakarta Barat, seperti di Cengkareng, Duri Kosambi, dan Kalideres.
“Pak Prabowo rencananya awal April turun. Kalau saya sudah bertemu komunitas-komunitas,” ujarnya.
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily sebelumnya mengatakan tim kampanye Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat berusaha mendidik warga ibu kota agar memahami bahwa Pilkada adalah ajang memilih kepala pemerintahan, bukan pemimpin agama.
"Kita harus meyakinkan masyarakat bahwa memilih Gubernur DKI Jakarta itu bukan untuk memilih pemimpin agama, tapi pemimpin pemerintahan yang juga pelayan masyarakat. Pilkada yang baik kan mengedepankan kinerja dan program," ujarnya.