Manuver Anies-Sandi di Balik Pembagian Dummy KJP Plus

CNN Indonesia
Minggu, 02 Apr 2017 14:27 WIB
Pembagian kartu contoh KJP Plus tidak menjamin peningkatan elektabilitas, karena para pemilih dapat berubah pikiran menjelang pencoblosan.
Pembagian kartu contoh KJP Plus tidak menjamin peningkatan elektabilitas, karena para pemilih dapat berubah pikiran menjelang pencoblosan. (Foto: CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Semakin dekat dengan waktu pencoblosan, pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno terus melakukan inovasi dalam kampanye yang diusungnya. Dalam beberapa waktu terakhir, pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta itu gencar membagikan contoh atau dummy Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus pada sejumlah warga Jakarta. Pembagian kartu contoh ini dilakukan untuk meyakinkan warga bahwa ia dan Anies Baswedan tak akan menghilangkan program tersebut jika kelak terpilih.

"Itu hanya contoh, hanya bisa mereka pegang sebagai keyakinan meraka pada kami. Karena banyak dari mereka memilih pasangan calon nomor dua lantaran takut KJP dicabut," kata Sandi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jum'at (31/3).

Pengamat Politik dan Sosiolog dari Universitas Padjadjaran, Yusar Muljadji mengatakan pembagian kartu contoh wajar dan sah-sah saja dilakukan. Ia menilai tindakan itu dapat dikatakan seperti seni dari politik praktis Indonesia.

"Jadi bagaimana cara untuk meraup suara di sana ada improvisasi dan kreativitas dari masing-masing pasangan calon untuk menciptakan peluang menarik suara. Saya pikir karena ada tulisan 'contoh' itu tidak masalah," kata Yusar kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (1/4) malam.

Tapi, kata Yusar, apa yang dilakukan pasangan calon nomor urut tiga tidak menjamin peningkatan elektabilitas. Pasalnya warga Jakarta sangat dinamis dalam menentukan pilihan. Pilihan mereka masih bisa berubah dalam waktu 17 hari menjelang pencoblosan.

Pembagian kartu bertujuan agar warga Jakarta mengarahkan pilihan pada pasangan calon nomor urut tiga di bilik suara. Namun, pembagian contoh KJP Plus ini untung-untungan, karena cepat atau lambat dampak positif dan negatif akan dirasakan Anies-Sandi.

"Warga Jakarta sangat melek dan juga intelektual mereka berada di atas daerah lain. Mereka sangat rasional, mungkin mereka terima contoh KJP Plus, tapi dalam pemlihan nanti bisa berubah," kata Yusar.

Spekulasi di Balik Pembagian KJP Plus Contoh Anies-Sandi Kartu contoh KJP Plus yang dibagikan pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta, Anies-Sandi. (Foto: CNN Indonesia/M Andika Putra)
Sandi sendiri selalu menganggap warga Jakarta cerdas dalam melihat segala hal. Dalam banyak kesempatan mantan pengusaha itu selalu mengatakan bahwa warga Jakarta cerdas dalam memilih. Warga Jakarta tidak mudah diterpa oleh isu-isu yang bisa menurunkan elektabilitas pasangan calon.

Namun Anies-Sandi mencetak dan membagikan contoh KJP Plus karena beredar ancaman KJP akan dihapus bila gubernur Jakarta bukan lagi Basuki Tjahja Purnama (Ahok). 

"Memang kalau dilihat itu menjadi sangat kontradiktif. Tetapi itulah seni politik, apa pun dilakukan untuk menang," kata Yusar.

Yusar melanjutkan, "Mereka khawatir kalah, apa lagi dari segi dana Anies-Sandi udah keluar sangat besar. Mereka ada pada posisi penantang, siapapun melawan petahana khawatir kalah."

Hal menarik pada contoh KJP Plus yang sudah tersebar adalah desain yang berbeda. Hal itu terjadi karena ada kartu yang dicetak oleh relawan dan kartu yang dicetak oleh tim pemenangan Anies-Sandi. Sandi mengatakan itu merupakan inisiatif dari relawan, ia tidak pernah meminta relawan untuk mencetak contoh KJP Plus.

Sandi mengaku pencetakan kartu tersebut tidak terlalu memberatkan dana kampanye. Apa lagi ada kartu yang dicetak oleh relawan Anies-Sandi walau berbeda desain. Tetapi, kemana perbedaan desain akan bermuara, positif atau negatif?

"Dengan desain yang berbeda tentu kredibilitas akan turung, orang akan gamang 'benar gak sih'. Ini bisa dikatakan sebagai blunder, kalau Anies-Sandi gak bertindak untuk menyeragamkan ini akan jadi kerugian besar. Seharusnya relawan dikasih desain yang sama sebelum mencetak," kata Yusar.

Yusar melanjutkan, "Kalau tidak terpilih itu seperti kaos kampanye yang biasa dibagikan ke masyarakat. Iklim politik demokrasi kita ini banyak yang bilang demokrasi mahal, banyak sekali pendanaan yang sangat besar untuk menduduki jabatan tertentu. Oleh karena itu harus dimanfaatkan dengan baik jangan sampai menjadi blunder."

Sampai saat ini Anies-Sandi belum mengetahui secara pasti berapa jumlah dummy KJP Plus yang ia cetak dan bagikan kepada warga. Mereka masih menghitung dan akan disampaikan pada 8 April mendatang beserta dana kampanye.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER