Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan akan membudidayakan salak Condet yang pernah menjadi maskot Ibu Kota. Dia juga ingin mengembangkan wisata kebun salak yang berada di kawasan Condet, Jakarta Timur.
"Salak Condet masih ada? Masih. Makanya Pemprov (DKI Jakarta) akan bikin wisata salak yang banyak, warga bisa menikmati wisata itu di sini," tutur Djarot saat memberi sambutan dalam acara istigasah bersama warga di Balai Rakyat, Condet, Minggu (2/4).
Djarot menjelaskan, salah satu tujuan membersihkan Sungai Ciliwung adalah untuk mengembangkan wisata air, sekaligus menikmati kebun salak di tepian kali.
"Kali Ciliwung saya bersihkan itu biar bisa jadi wisata air, supaya ada perahu-perahu bisa di situ dan ada kebun salak," ujar Djarot di hadapan warga yang menyimak dengan serius.
Budidaya salak Condet nantinya akan dikembangkan di lahan milik Pemprov DKI Jakarta. Kebun itu merupakan salah satu peninggalan kejayaan buah salacca edulis cognita, nama varietas salak Condet.
Djarot sempat menyayangkan buah-buahan yang disuguhkan oleh warga. Dia tidak melihat satu pun salak Condet yang disajikan. Padahal, menurutnya salak merupakan salah satu ciri khas buah asal Jakarta, khususnya di Condet.
"Jadi tadi saya dikasih buah buahan, salaknya mana? Enggak ada," kata Djarot.
Politikus PDI Perjuangan ini makin tergerak untuk membudidayakan salak Condet agar buah tersebut tidak punah. "Jangan sampai salak Condet cuma jadi sejarah yang bisa kita nikmati, tapi anak cucu kita (juga)," kata Djarot.
Djarot ingin di Condet ada wisata buah seperti halnya kebun salak di Bantul, Yogyakarta, dan kebun apel di Batu, Malang.
Menurut warga setempat, salak Condet saat ini makin sulit ditemukan. Salah satu alasannya karena semakin banyak lahan yang digarap untuk permukiman warga.
"Di sini sudah jarang ada salak Condet. Di daerah Pucung mungkin masih ada. Tapi mungkin, ya," kata Isti, perempuan 55 tahun.
Dia menilai, salak Condet memiliki rasa yang berbeda dengan salak pondoh maupun salak lainnya. Salak dengan gabungan rasa sepat, manis dan asam itu kini sulit ditemukan di pasaran.