Jakarta, CNN Indonesia -- Tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menyiapkan aplikasi internal untuk mengawasi saksi pemungutan suara saat pencoblosan pemilihan kepala daerah Jakarta berlangsung 19 April nanti. Melalui aplikasi tersebut bisa diketahui setiap peristiwa di tempat pemungutan suara serta pergerakan saksi.
Tim pemenangan Ahok-Djarot bidang manajemen saksi dan pengamanan suara I Gusti Putu Artha mengatakan, semua saksi terhubung dengan aplikasi ini. Dengan begitu, saksi bisa melaporkan kejadian yang ada di lapangan.
"Kami pastikan seluruh peristiwa di TPS itu terekam dengan sangat sempurna," kata Putu di Jakarta, Minggu (2/4) malam.
Aplikasi pengawasan internal tersebut hanya bisa diakses oleh saksi dan tim pemenangan Ahok-Djarot. Putu mengklaim sistem aplikasi yang dibentuk akan rapi dan modern.
Bekas anggota Komisi Pemilihan Umum itu juga mengatakan, ada empat saksi pengacara dan dua ahli pemilu yang disiapkan untuk mengawasi perhitungan suara di tingkat kecamatan. Sementara di tiap TPS ada empat saksi yang dikerahkan.
"Dua saksi di dalam dan luar (TPS) dan akan ada aplikasi mata saksi. Untuk di kecamatan empat pengacara dan dua ahli kepemiluan. Nanti, (tim) ini yang jemput bola bila ada kasus-kasus muncul di lapangan. Cepat respons, misal warga laporan tidak bisa masuk, langsung kami turun tangan," ujarnya.
Pengawasan TPS pada hari pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI dilakukan tim pemenangan Ahok-Djarot berdasarkan klasifikasi karakter masing-masing lokasi. Putu mencontohkan, jika ada TPS yang dikategorikan sebagai lokasi rawan maka timnya akan menempatkan saksi berkarakter keras di sana.
Pengawasan TPS akan difokuskan karena tim pemenangan pasangan petahana itu ingin mencegah hadirnya pemilih palsu di putaran kedua. Putu yakin, dengan aplikasi yang disiapkan maka pengawasan pada putaran kedua dapat berjalan lebih maksimal.
"Karena itu saksi benar-benar dilatih dan kami seleksi. Mereka yang jadi saksi di apartemen itu para Ahokers bukan dari partai. Jadi kan mereka yang tinggal di apartemen, tidak mungkin mereka yang tinggal dipinggiran yang ditaruh (untuk mengawasi TPS di apartemen). Jadi itu sangat spesifik," tuturnya.
Ahok-Djarot telah menyiapkan sekitar 43 ribu saksi untuk mengawasi hari pemilihan putaran kedua Pilkada DKI. Pelatihan telah dilakukan bagi para saksi dari pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, NasDem, dan Golkar itu.
Pelatihan dibagi dalam 16 kelas sejak 25 Maret lalu, dan dipimpin 60 orang yang pernah bekerja di KPU dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Adapun materi yang diberikan berupa wawasan, kepemiluan dan konstruksi hukum.
Para saksi akan dibekali pengetahuan tentang peraturan pilkada yang telah ditetapkan KPU maupun peraturan perundang-undangan terkait pilkada secara umum.