Survei Median: Pemilih Anies Memilih Karena Faktor Emosional

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 23:25 WIB
Sebanyak 60,4 persen pemilih Anies-Sandiaga memilih karena alasan emosional karena kesamaan agama, santun, berwibawa.
Anies Baswedan dikelilingi oleh para pendukungnya. Lembaga survei Median menyebut mayoritas pendukung Anies memilih karena alasan emosional. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Median merilis survei terbaru terkait karakter pemilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dalam survei tersebut, Median menemukan bahwa para pemilih pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mayoritas dilatari alasan emosional, sedangkan pemilih Basuki Tjahaja Purnama-Ahok Djarot didasari alasan rasional.

Dalam surveinya median menemukan bahwa tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap Ahok-Djarot berada di level yang tinggi. Warga menganggap Ahok-Djarot lebih mampu membenahi Jakarta, paling bagus program kerjanya, dan paling berpengalaman dibandingkan Anies-Sandi.

Namun tingkat kepuasan itu berbanding terbalik dengan elektabilitasnya. Tingkat elektabilitas Ahok-Djarot justru hanya sebesar 43,5 persen untuk putaran kedua. Jumlah itu di bawah Anies-Sandi yang mencapai 49,8 persen dengan angka undecided voters sebesar 6,7 persen.
Median kemudian menelusuri anomali ini dan menemukan fakta bahwa 60,4 persen pemilih Anies-Sandi memilih karena alasan emosional seperti identitas agama, santun, berwibawa, sentimen 'asal bukan Ahok'.

Sebaliknya, sebanyak 67, 1 persen dari total pemilih Ahok-Djarot menyatakan memilih karena faktor rasional seperti kinerja, bersih, dan program yang bagus.

Hal lain yang membuat elektabilitas Anies-Sandi lebih tinggi dari Ahok-Djarot adalah temuan bahwa stigma negatif terhadap pasangan nomor urut dua itu masih lebih tinggi dibandingkan nomor urut tiga.
"Stigma negatif terhadap Ahok-Djarot didominasi oleh faktor emosional seperti identitas dan karakter pasangan tersebut," demikian temuan Median seperti dikutip dari situs resminya, Senin (10/4).

Mayoritas responden tidak menyukai 19 karakter dan identitas yang melekat pada Ahok-Djarot, seperti cara bicara, arogan, non muslim, kurang sopan, menggusur hingga statusnya sebagai tersangka.

Media melakukan survei pada 1 hingga 6 April 2017 dengan sampel 1.200 responden warga Jakarta yang memiliki hak pilih di Pilkada DKI. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kotamadya dan gender.
Tingkat kesalahan dalam survei Median sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Median juga melakukan quality control terhadap 20 persen sampel dan menyatakan surveinya didanai secara mandiri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER