Adu Program Transportasi di Debat Pemungkas Pilkada DKI

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 18:02 WIB
Simak Live Report dan Cek Fakta dari CNNIndonesia.com untuk mengetahui gagasan yang ditawarkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi di acara debat pamungkas malam ini.
Salah satu topik yang akan diangkat dalam debat pemungkas calon gubernur DKI Jakarta kali ini adalah soal transportasi di ibu kota. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan saling adu program dalam debat yang diadakan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta. Salah satu topik yang akan diangkat dalam debat pemungkas kali ini adalah soal transportasi di ibu kota.

Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sedari putaran pertama lalu selalu mengandalkan Transjakarta sebagai solusi transportasi massal di Jakarta. Pasangan petahana tersebut menargetkan pertambahan jumlah armada Transjakarta, penambahan rute, hingga yang paling gencar adalah mengintegrasikan seluruh transportasi massal di bawah kendali PT Transjakarta.

Tak hanya mengintegrasikan transportasi massal di DKI Jakarta, Ahok-Djarot pun ingin agar seluruh moda transportasi di kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang ingin masuk ke Jakarta bisa dihubungkan dengan sistem satu tiket (single ticketing). Dengan rencana itu juga diharapkan sistem Transit-Oriented Development (TOD) bisa diterapkan demi mendorong penggunaan moda transportasi umum di DKI.

Agar bisa merealisasikan sistem TOD tersebut, Ahok-Djarot juga berencana melakukan revitalisasi pada 1.413 halte bus yang tersebar di lima kota administrasi Jakarta.

Beralih dari moda transportasi massal, perkembangan jalan di ibu kota pun masuk dalam rencana Ahok-Djarot. Keduanya menargetkan pembangunan jalan layang dan dan terowongan bawah tanah yang jumlah totalnya 45 proyek jalan.

Bagi orang-orang yang masih berkukuh menggunakan transportasi pribadi, Ahok-Djarot lantas menawarkan sistem gerbang jalan berbayar (ERP), terminal elektronik parkir (TPE), dan membangun park and ride. TPE dan park and ride dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah parkir liar, sedangkan ERP dipasang di jalan utama demi mengurai kemacetan.

Sedangkan untuk moda transportasi baru, Ahok-Djarot ingin mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit bisa rampung masing-masing pada 2019 dan 2018 mendatang.

Sementara pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, demi meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum, keduanya ingin menambah jumlah armada, menambah trayek, serta melakukan integrasi pada seluruh moda transportasi tersebut. Bentuknya interkoneksi antarmoda sekaligus menerapkan sistem satu tiket atau tiket terusan Rp 5 ribu sekali jalan.

Demi meningkatkan rasa nyaman, aman, dan jaminan ketepatan waktu dalam menggunakan transportasi umum, Anies-Sandi ingin agar kelayakan moda juga mendapat perhatian lebih. Tak lupa, pembangunan infrastruktur digenjot agar harapan itu bisa terealisasi.

Lembaga swadaya masyarakat pun rencananya akan digandeng oleh pasangan nomor urut tiga tersebut dengan tujuan kampanye pentingnya menggunakan moda transportasi alternatif demi mengurangi kemacetan. Selain itu, pasangan nomor urut tiga ini juga akan memberlakukan tarif parkir dan pajak tinggi bagi kendaraan bermotor.

Satu hal yang membedakan Anies-Sandi dengan Ahok-Djarot, dalam usulan program transportasi pasangan nomor urut tiga tersebut soal merangkul moda transportasi berbasis layanan dalam jaringan. Anies-Sandi ingin mendata angkutan berbasis dalam jaringan agar bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta serta menerapkan sistem carpooling dengan memberikan kompensasi bagi yang melakukan melalui aplikasi dalam jaringan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER