Sumarsono Tegaskan TPS Tak Perlu Dijaga Ormas

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Apr 2017 21:32 WIB
Pernyataan itu merespons rencana kelompok orang yang ingin menggelar acara Tamasya Al Maidah saat hari pemungutan suara, 19 April 2017.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono meminta masyarakat mempercayakan pengamanan TPS kepada TNI dan Polri. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono menegaskan tempat pemungutan suara (TPS) tidak perlu dijaga organisasi masyarakat (ormas) demi menciptakan suasana damai selama pemungutan suara berlangsung, 19 April mendatang.

"Kehadiran aparat keamanan memberikan sinyal bahwa TPS tidak membutuhkan kehadiran atau orang-orang yang bernada mengawasi TPS. Jadi, TPS punya pengamanan dalam dua orang dan pengamanan luar dari aparat keamanan polisi dan TNI," kata Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4).

Pernyataan itu merupakan respons atas rencana sekelompok orang menggelar acara Tamasya Al Maidah. 

Tamasya Al Maidah merupakan gerakan yang digagas oleh Gema Jakarta. Dalam acara itu warga Muslim di Jakarta diminta untuk mengawal dan memantau pelaksanaan pilkada agar berjalan jujur, adil, dan demokratis.

Menurut Sumarsono, hal itu tak perlu dilakukan karena bisa menimbulkan suasana yang berbeda. Adapun kehadiran aparat Polri dan TNI di TPS, menurut Sumarsono, tidak akan menciptakan ketegangan. "Harus kita hadirkan rasa aman. Itu prinsipnya," kata Sumarsono.
Penolakan terhadap acara Tamasya Al Maidah juga datang dari SETARA Institute. 

Ketua SETARA Institute Hendardi menganggap acara tersebut masuk kategori pelanggaran serius yang terstruktur, sistematis, dan masif, dan bisa merusak integritas Pilkada DKI Jakarta. Sebab, menurutnya, pengamanan dari kelompok masyarakat berpotensi mempengaruhi pilihan calon pemilih.

"Sekalipun partisipasi pengawasan atas pelaksanaaan pilkada dijamin Undang-Undang, tetapi dalam konteks politik DKI Jakarta hal itu bermakna lain," ujar Hendardi melalui rilis pers yang diterima CNNIndonesia.com.

Berbeda dengan Hendardi, tokoh ulama Nahdlatul Ulama Solahudin Wahid menganggap acara Tamasya Al Maidah sebagai hal yang wajar dan tak perlu dipersoalkan.

Menurut sosok yang akrab disapa Gus Solah itu, Tamasya Al Maidah tak perlu dilarang selama dapat menjaga situasi kondusif saat pemungutan suara.

"Itu tidak ada larangan, PDIP juga menarik anggotanya kemari (Jakarta). Itu tidak apa, asal menjaga suasana, tidak ribut dan tidak ada intimidasi, permainan uang dan curang," kata Gus Solah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER