Akademisi Paramadina Sebut Ahok Sama Kuat dengan Bekas Bosnya

CNN Indonesia
Minggu, 16 Apr 2017 10:42 WIB
Akademisi kampus Paramadina mengatakan, meratanya pengaruh kampanye kedua pasangan bisa terlihat dari hasil survei beberapa lembaga penelitian.
Akademisi kampus Paramadina mengatakan, meratanya pengaruh kampanye kedua pasangan bisa terlihat dari hasil survei beberapa lembaga penelitian. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat Politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan mengatakan, kedua pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dianggap sama kuat di dalam masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua yang berakhir kemarin, Sabtu (15/4). Pasalnya, kedua pasangan dianggap bisa memanfaatkan isu panas yang tengah bergulir, yaitu isu agama.

Ia mengatakan, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno maupun Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat sama-sama tahu bahwa pertarungan selama Pilkada putaran kedua ini sangat sengit. Jika kompetisi semakin ketat, maka peserta pemilihan umum biasanya melempar isu yang sangat sensitif. Kebetulan, isu yang sedang menggeliat belakangan ini adalah isu agama.

"Kalau dilihat, aktivitas kampanye keduanya cukup berimbang. Mereka tahu bahwa pertarungan sengit, sehingga mereka menggunakan isu yang tengah sensitif saat ini. Kedua pasangan pun memanfaatkan momentum dengan baik, yaitu dengan pencitraan ke media-media hingga berinteraksi langsung dengan calon pemilih," terang Djayadi kepada CNNIndonesia.com, kemarin.

Akademisi dari kampus tempat Anies sempat menjadi Rektor mengatakan, meratanya pengaruh kampanye kedua pasangan bisa terlihat dari survei yang dilakukan beberapa lembaga penelitian. Saat ini, lanjutnya, kans pemenangan sebuah calon hanya terpaut 1 hingga 2 persen dibanding calon lainnya. Ini mengindikasikan bahwa kedua pasangan bisa memanfaatkan kampanye putaran kedua tersebut dengan baik.

Lebih lanjut, Djayadi mengatakan bahwa pilihan membawa isu agama adalah langkah jitu dalam mendulang pemilih pada Pilkada putaran kedua mendatang. Menurutnya, isu agama memang pernah menyeruak di dalam Pilkada sebelumnya. Namun, pada saat itu, isu tersebut kurang laku karena masing-masing calon Gubernurnya beragama Islam.

"Kalau lihat berbagai survei, tampaknya kampanye mereka sama kuatnya. Dua-duanya cukup imbang," tambahnya.

Kendati demikian, efektivitas kampanye yang diselenggarakan kedua pasangan calon tentu hanya bisa dibuktikan ketika Pilkada tersebut berlangsung. "Nanti bisa terlihat di hari-H, siapa yang paling unggul," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER