Jakarta, CNN Indonesia -- Indikator Politik Indonesia (Indikator) mengatakan, Basuki Tjahaja Purnama lebih populer dibanding Anies Baswedan, sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Menurut survei yang dilakukan lembaga tersebut, sebanyak 100 persen dari jumlah 495 responden mengetahui sosok Ahok. Sementara itu, hanya 98 persen dari seluruh responden yang mengenali sosok Anies.
Namun, secara tingkat kesukaan, sebanyak 74 persen responden masih lebih menyukai Anies. Sementara itu, hanya 68 persen responden yang menyukai Ahok.
Direktur Indikator Burhanuddin Abdullah menjelaskan, tingkat popularitas calon Gubernur ini dianggap sudah maksimum, mengingat survei ini dilakukan 12 hingga 14 April lalu, atau sepekan sebelum Pilkada dimulai.
Menurutnya, ada kalanya tingkat popularitas tidak berbanding lurus dengan tingkat afeksinya.
"Masyarakat tidak mungkin memilih suatu calon kalau tidak kenal. Dari kondisi ini, tingkat popularitas Anies dan Ahok sudah maksimum," kata Burhanuddin pada Sabtu (15/4).
Meski demikian, Burhanuddin mengatakan bahwa tingkat kesukaan masyarakat akan sosok Ahok terus meningkat antar periodenya.
Berdasarkan hasil survei, tingkat kesukaan masyarakat terhadap Ahok sempat turun dari 72 persen ke angka 52 persen pada November lalu.
Kemudian, tingkat kesukaan terhadap Ahok membaik menjadi 64 persen pada Februari dan 68 persen pada Maret.
Menurut Burhan, lemahnya tingkat kesukaan terhadap Ahok akhir tahun lalu disebabkan karena kasus penistaan agama, di mana ia sempat mengutip ayat 51 dari Surat Al-Maidah.
Memang, saat ini tingkat kesukaan terhadap Ahok meningkat, namun ia memprediksi angkanya tidak bisa mencapai 72 persen, atau sebelum kasus penistaan agama ini mencuat.
Lebih lanjut, meningkatnya tingkat kesukaan terhadap Ahok kemudian berimbas pada tingkat kepuasan kinerja petahana.
Indikator mencatat, sebanyak 76 persen responden puas dengan kinerja Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mana angka ini tercatat meningkat dari posisi 69 persen dibanding periode ketika kasus penistaan agama mencuat.
"Secara tren memang tingkat kesukaan terhadap Ahok semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir," kata Burhanuddin.
Sayangnya, kondisi serupa tak dialami oleh Anies.
Lembaga survei itu mencatat, tingkat kesukaan masyarakat terhadap mantan Menteri Pendidikan ini terus menurun.
Tercatat, tingkat kesukaan terhadap Anies sempat mencapai 82 persen pada Februari, lalu anjlok ke angka 74 persen pada Maret.
Menurutnya, menurunnya tingkat kesukaan terhadap Anies disebabkan oleh cara kampanyenya yang tidak disukai orang kebanyakan.
Ia mencontohkan, salah satu kampanye Anies yang dipertanyakan pemilihnya adalah kunjungan Anies ke Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
"Selain itu, di saat yang sama, banyak serangan-serangan lain dalam hal kampanye yang dilancarkan kubu Anies-Sandi yang tidak disukai seluruh pihak. Kampanye ini kan sempat bikin heboh," ujar Burhanuddin.
Lebih lanjut, tingkat kesukaan terhadap Ahok juga terlihat dari beberapa indikator.
Berdasarkan survei, responden menganggap Ahok lebih pintar, perhatian kepada rakyat, jujur, tegas dan bisa memimpin, dibanding Anies.
Namun di sisi lain, masyarakat menilai Anies lebih ramah dan santun, dibanding Ahok. Apalagi, responden juga menilai Anies adalah sosok yang lebih tampan daripada Ahok.
"Citra Ahok memang lebih positif dalam citra personal," kata Burhanuddin.