Suhardi berpulang. Di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, pada Kamis 21.40 WIB malam. Kanker paru stadium empat menderanya selama hampir satu purnama. Terakhir, penyakit itu juga yang mengantar sang Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu menghadap yang Maha Kuasa.
Sebelum aktif di partai berlambang kepala burung garuda, di kampus biru Suhardi dikenal dengan sebutan “Si Profesor Telo”. Maklum, sebagai penyandang gelar Guru Besar Ilmu Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, ia aktif berkampanye soal kecintaan terhadap makanan lokal. Dan telo adalah makanan andalannya.
Bersentuhan dengan isu pangan bagi rakyat kecil, membuat doktor jebolan University of the Philippines Los Baos ini menjadi sangat melek politik dan ekonomi. Gara-gara itu pula lelaki kelahiran Klaten 13 Agustus 1952 ini, dikenal galak menentang sistem neo-liberalisme yang kejam bagi petani-petani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhardi pernah jadi dekan di Fakultas Kehutanan UGM. Posisi itu mengantarkannya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Yogyakarta. Senyampang itu lantas ia dipercaya duduk sebagai sebagai staf ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Pertanian pada periode 2002-2008.
Pada waktu itu, gairah politiknya tiba-tiba menggelegak.
Pada 2003, bersama beberapa rekannya di HKTI, ia mendirikan Partai Kemakmuran Tani dan Nelayan. Di sana si Profesor Telo menjabat sebagai wakil ketua umum. Langkah politiknya itu ternyata diperhatikan oleh Prabowo Subianto, pendiri Partai Gerindra.
Sejak 6 Februari 2008, Suhardi resmi bersekutu dengan Prabowo Subianto. Saking seriusnya, saat terjun ke Gerindra, ia memutuskan diri pensiun dini dari kampus tercintanya UGM.
Keseriusannya berbuah hasil. Ia langsung ditunjuk sebagai ketua umum partai yang tengah bersiap menghadapi pemilu setahun berikutnya. Sementara Prabowo langsung naik menjabat ketua dewan pembina.
Sejak Gerindra lahir enam tahun lalu, posisi Suhardi sebagai ketua umum tak tergantikan. Dalam kiprahnya ia mengantar partai garuda di posisi ketiga peraih suara terbanyak Pemilu 2014 dengan perolehan 11,81 persen suara. Padahal sebelumnya pada 2009, Gerindra hanya meraup 4,46 persen. Namun benar adanya, Suhardi hanya pengantar, sebab ia tak lolos ke DPR dari daerah pemilihan yang sama, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ya, Suhardi hanyalah seorang pengantar. Namun, kini giliran semua rekannya di Partai Gerindra yang mengantarnya pulang. Istirahat profesor telo.