KONTROVERSI GUNUNG PADANG

Bermula dari Timbunan Artefak di Bukit Makam

CNN Indonesia
Kamis, 18 Sep 2014 10:52 WIB
Awalnya diduga sebagai bebatuan nisan makam keramat, situs Gunung Padang akhirnya dikaji secara serius oleh peneliti Arkeologi Nasional (Arkenas) pada 1979.
Situs Gun
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengalaman hampir 36 tahun itu tak lekang dari ingatan Suma (83). Di lahan garapan, Suma terheran-heran ketika cangkulnya selalu membentur bebatuan di dalam tanah. Saat itu, lelaki paruh baya tersebut hendak membuka lahan baru untuk bertani di bukit Makam Keramat di Dusun Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat.

Warga mengatakan bukit tersebut sebagai makam keramat karena terdapat beberapa batuan persegi mencuat dari dalam tanah dengan tinggi sekitar 20 cm, atau satu jengkal umumnya tangan orang dewasa. Warga menduga sebaran batu tersebut adalah batu nisan karuhun atau leluhur.

Di bukit makam keramat Gunung Padang tersebut, Suma dan warga Karyamukti lainnya biasa menanam dan memanen tanaman pangan seperti singkong, pisang dan padi. Tetapi kali ini, dia tak juga bisa menemukan tanah gembur meski sudah gigih menggeser posisi beberapa kali dari tempat semula. Tak disangka, di kedalaman satu meter tanah, dia menemukan batu seperti nisan dengan jumlah banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batu-batu tersebut memiliki panjang yang hampir sama, sekitar satu meter, saling bertumpuk tidak beraturan. Melihat tumpukan batu-batu dengan jumlah banyak, muncul kecurigaan dalam benak Suma.

“Saya curiganya ini hanya sekadar batu nisan atau memang malah bangunan masa lampau,” ujar Ketua Rukun Tetangga (RT) Desa Karyamukti saat ditemui oleh CNN Indonesia di kediamannya, pada Rabu (17/09).

Suma lantas mendiskusikan pengalamannya dengan Endi, juru kunci bukit Makam Keramat, serta Abidin, tokoh masyarakat Karya Mukti. Mereka kemudian melaporkan penemuannya dengan Edi, Penilik Kebudayaan dari Kecamatan Campaka. Edi mengatakan tumpukan batu-batu persegi berukuran besar yang terletak di dalam tanah bukit Makam Keramat dicurigai kuat sebagai artefak yang memiliki nilai sejarah.

Setelah mendapatkan pengecekan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Kabupaten Cianjur, bukit Makam Keramat Gunung Padang tersebut akhirnya mendapatkan tindak lanjut kajian penelitian dari segi arkeologi, sejarah dan geologi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) pada 1979.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER