Visa Para Terduga Teroris Asing Palsu

CNN Indonesia
Kamis, 18 Sep 2014 14:48 WIB
Identifikasi status kewarganegaraan empat terduga teroris asing yang ditangkap di Poso masih dalam proses. Visa keempatnya diduga palsu.
Ilustrasi. (Foto: Rengga Sancaya/detikFoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian masih mengidentifikasi dokumen perjalanan keempat warga negara asing terduga teroris yang ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah. Visa atas nama keempat orang itu diduga palsu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, keaslian dokumen masih akan dipastikan dalam waktu 7x24 jam. "Masih harus kita periksa. Kalau bisa Jumat malam (20/9) sudah selesai," ujar Boy di Jakarta, Kamis (18/9).

Pemeriksaan terhadap dokumen perjalanan seperti visa dan paspor keempat terduga teroris itu masih dilakukan. Polri juga belum mengidentifikasi negara mana yang menerbitkan visa tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keempat terduga teroris sebelumnya mengaku berasal dari Turki. Namun mereka menggunakan bahasa sebuah daerah di Turkistan, wilayah di perbatasan Tiongkok dan Mongolia. Dalam dokumen perjalanan mereka tercatat, keempatnya menggunakan jalur laut dari Turki menuju Kamboja; dari Kamboja mengarah ke Thailand lewat jalur darat; di Thailand mereka diduga membuat paspor palsu dan bertolak ke Malaysia.

Perjalanan dari Malaysia dilanjutkan ke Bandung, lalu ke Makassar. "Setibanya di Makassar, tim kami sudah mengintai dan membuntuti mereka," kata Kapolri Jenderal Sutarman.

Saat ini keempat terduga teroris tersebut masih diperiksa intensif di Jakarta. Pemilihan Jakarta sebagai tempat pemeriksaan dilakukan untuk memudahkan pencarian penerjemah. "Mereka menggunakan bahasa Uigur yang berasal dari Turkistan, bukan bahasa Turki," kata Boy.

Sementara itu, pemeriksaan terhadap tiga terduga teroris lainnya juga masih terus dilakukan. Polri telah menggeledah kediaman mereka dan menemukan sejumlah barang mencurigakan, seperti catatan pembuatan bom, alat bong shabu, hingga senjata tajam.

Saat menggeledah rumah Saiful Priatna alias Ipul di Desa Lambara, Tawaeli, Palu Sulawesi Barat, polisi antiteror menyita satu buah bong sabu, telepon genggam dan kartunya. Di kediaman Yudit Chandra alias Ichan, masih di desa itu, polisi menemukan benda lain yang dicurigai terkait persiapan aksi teror. Polisi kemudian bergerak menuju rumah orangtua M Irfan alias Ifan di Dusun Kinta, Desa Nupabomba, Tanatovea, Donggala. Di sana disita lima unit telepon genggam dan kunci pas.

"Rumah-rumah yang digeledah itu dicurigai pernah disinggahi oleh empat warga negara asing yang juga ditangkap lantaran dicurigai sebagai jaringan teroris internasional," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Agus Rianto.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER