Udar Bakal Diperiksa Untuk Kasus Ketiga

CNN Indonesia
Kamis, 25 Sep 2014 10:10 WIB
Udar Pristono diduga memiliki kaitan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan kapal angkut penyeberangan dari Jakarta ke Kepulauan Seribu anggaran 2012.
Aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. (File Detikfoto/Hasan Alhabshy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain menjadi tersangka pada dua kasus pengadaan Transjakarta, Udar Pristono diduga memiliki kaitan terhadap kasus pengadaan kapal angkut penyeberangan ke Kepulauan Seribu anggaran 2012. Namun hingga kini, pihak Kejaksaan Agung masih mengumpulkan bukti untuk memanggil Udar sebagai saksi.

"Saya rasa ada hubungannya, kami tunggu perkembangan penyidik saja," ujar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Widyo Pramono, kemarinmalam.

Dalam kasus pengadaan kapal angkut tersebut Kejaksaan Agung sudah menetapkan lima tersangka dan salah satunya adalah Drajat Adhyaksa, yang juga tersangka dalam kasus pengadaan bus Transjakarta anggaran 2013. Empat tersangka lain adalah THS, KZ, dan BU yang merupakan pejabat unit Pelayanan Angkutan Perairan dan Kepelabuhan Dishub DKI Jakarta, serta ABS yang berasal dari pihak swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun tersangka utama kasus ini adalah DA," ujar Widyo.

Pengadaan kapal angkut menjadi polemik setelah terjadi ketidak cocokan spesifikasi pada kapal yang sudah dibeli dari perusahaan asal tegal yang memenangkan tender. Kecepatan kapal, ujar Kasubdit Tindak Pidana Korupsi Pidana Khusus Sarjono Turin, tidak mampu mencapai spek yang diinginkan yaitu 150 knot.

"Penyidik juga sudah memastikan dengan melakukan uji coba," ujar Turin pada Selasa lalu. Turin menambahkanehari sebelumnya penyidik melakukan penggeledahan di kantor Dishub DKI Jakarta dan menemukan beberapa dokumen mencurigakan. "Sudah kami sita dokumen kontrak dan pencairan dana, akan terus kami dalami bukti yang didapat," katanya.

Dugaan penyelewengan dana pun muncul pada kasus tersebut. Turin mengungkapkan penyelewengan bisa mencakup setengah dari anggaran yang disediakan.

"Anggaran sekitar Rp 24 Miliar, dan dugaan mark up kemungkinan lebih dari setengahnya," kata Turin.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER