Jakarta, CNN Indonesia -- Jet tempur Sukhoi menderu bising memekakkan telinga. Asap putihnya mengepul membentuk garis lurus bak membelah langit. Ratusan orang di sekitar Dermaga Ujung, Surabaya, sempat memekik kaget saat sang burung besi mengeluarkan suara seperti lengkingan yang memekakkan telinga.
Sebagian penonton seperti beringsut mundur, padahal pesawat jauh di langit. Mereka pun hanya bisa mengamati momentum itu dari balik pagar dermaga. Seperti yang juga dialami CNN Indonesia.
Itulah pembuka acara peringatan ulang tahun TNI ke-69, tepat pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang. Dan kedahsyatan suara Sukhoi bukan satu-satunya yang tampil dalam pesta ulang tahun itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi Sukhoi ini termasuk di antara alat utama sistem senjata (alutsista) modern yang kini dimiliki Republik Indonesia. Kehadirannya di HUT TNI tak pelak membawa kebanggaan bagi bangsa ini.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dalam wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia, Senin (6/10), menyatakan hampir seluruh negara di dunia memiliki industri pertahanan strategis, termasuk Indonesia.
Indonesia sudah mengimpor alutsista dari negara lain seperti pesawat tempur Sukhoi dari Rusia dan F-16 dari Amerika Serikat. Meski demikian, Jenderal Moeldoko mengingatkan armada tempur TNI yang ada sekarang belumlah cukup untuk menjaga seluruh teritori Indonesia.
Kekuatan militer Indonesia pun belum sebanding dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara. "Mungkin sekarang kita belum terkuat di kawasan. Tapi jika nanti kita memiliki armada helikopter Apache, kapal selam memadai, mengganti pesawat F-5 dengan Sukhoi-35, maka kita bisa mencapai posisi kuat itu," ujar Moeldoko.
Kekuatan pertahanan RI sesungguhnya baru 38 persen dari Minimum Essential Force (MEF). Namun jumlah itu dianggap Moeldoko cukup signifikan dibanding pada waktu lalu. Itu, kata dia, adalah berkat Presiden SBY yang melakukan revolusi besar dalam membangun kekuatan militer Indonesia. Ke depannya kekuatan pertahanan RI ia harapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
"Lima tahun lalu kekuatan pertahanan kita ketinggalan dibanding negara-negara Asia Tenggara lain. Tapi sekarang tidak lagi. Apalagi kita akan memiliki pesawat F-16 yang jumlahnya cukup banyak, yakni dua skuadron," kata Moeldoko.
Itu masih ditambah dengan sejumlah kapal selam baru dari Korea Selatan dan tank-tank Leopard yang tergolong canggih.
Kembali ke langit. Skuadron F-16 menyusul tampil memukau dengan aksi akrobatik oleh enam jet tempur. Mereka meliuk-liuk dalam kecepatan tinggi, meluncur tegak lurus ke langit, terjun bebas ke arah laut, hingga saling sambar-menyambar. Pengunjung seperti menahan nafas, tegang.
Di bawahnya, deretan kapal tempur dan kapal selam melintas membelah laut. Aksi menawan F-16 itu sekaligus menjadi rangkaian penutup acara ulang tahun tersebut.
Di pengujung acara, sebuah pesawat melintas membawa spanduk panjang besar bertuliskan "Terima kasih Bapak Presiden." Spanduk itu berkibar-kibar ditiup angin laut, seperti sebuah upacara perpisahan termegah dari TNI untuk seorang presiden di akhir masa jabatannya.