Jakarta, CNN Indonesia -- Sidang paripurna pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat berjalan relatif lancar dan hanya sempat diterpa oleh beberapa interupsi.
Zulkifli, yang memenangkan pemilihan melalui mekanisme voting dalam sidang pemilihan mengatakan dirinya tidak pernah memiliki rencana menjadi ketua MPR.
"Hidup itu misteri. Garis tangan yang menuntun," ujar Zulkifli dalam sidang berjalan dari Selasa (7/10) sekitar pukul 22.30 WIB hingga Rabu (8/10) pukul 04.30 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli berjanji akan mengawal prinsip dasar negara seperti Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika jika terpilih.
Dalam penyampaian visi dan misinya, politikus Partai Amanat Nasional yang diusung dalam Paket B dari Koalisi Merah Putih itu juga berjanji akan memperkuat Dewan Perwakilan Daerah yang selama ini dinilai kurang dioptimalkan.
Sementara itu kekalahan Koalisi Indonesia Hebat yang mengusung calon ketua MPR dari DPD yakni Oesman Sapta, ditengarai karena pecahnya suara anggota DPD.
Perpecahan ini terlihat saat ketua DPD di MPR Bambang Sadono dalam interupsinya mengatakan DPD mendukung paket yang diusung oleh koalisi pimpinan PDIP tersebut.
Seorang anggota DPD lainnya menghardik Bambang dengan mengatakan tidak seharusnya DPD mendukung paket tertentu dalam pemilihan kepemimpinan MPR.
Dalam pandangan resmi yang diberikan DPD di paripurna, DPD hanya sepakat mengusung Oesman Sapta menjadi salah satu pimpinan MPR.
Dengan kemenangan Koalisi Merah Putih ini, kubu Prabowo lagi-lagi berhasil mengalahkan kubu presiden terpilih Jokowi di tingkat parlemen setelah sebelumnya merenggut kursi kepemimpinan Dewan Perwakilan Rakyat.
Setelah penghitungan suara menunjukkan kubu Prabowo tak terkejar lagi, anggota MPR dari Koalisi Merah Putih bangkit dari kursi mereka masing-masing dan berteriak riuh seraya berpelukan.
Secara kontras, politisi Koalisi Indonesia Hebat terlihat duduk diam tidak bereaksi.